TERAS7.COM – Pada setiap bulan Ramadhan 1442 Hijriah, ada satu malam yang dianggap mulia bagi ummat islam, yakni Malam Lailatulqadar yang digambarkan lebih mulia dari malam seribu bulan.
Untuk bisa berkesempatan menemui Lailatulqadar, perlu persiapan diri karena tidak ada yang tahu pasti kapan malam ini terjadi.
Namun dari berbagai sumber hadist, Rasulullah SAW ungkap Akademisi Institut Agama Islam (IAI) Darussalam Martapura, Ahmad Fauzan Saleh, mengisyaratkan malam Lailatulqadar akan jatuh pada salah satu di antara 10 malam terakhir Ramadhan dan dipercaya menurut beberapa riwayat terjadi pada malam ganjil.
“Lailatul qadar itu terjadi pada malam-malam ganjil 10 terakhir sepeti 21, 23, 25, 27, atau 29 pada bulan ramadhan, “jelasnya.
Mantan Wakil Bupati Banjar ini menjelaskan, menurut pendapat Imam Al Ghazali serta para ulama yang merujuk pada beliau dan diperkuat oleh Ahli Sufi Syekh Abul Hasan Asy Syadzili yang mengikuti jejaknya, malam lailatul qadar sebenarnya bisa diperkirakan jatuhnya secara tepat.
Apabila mengacu pada petunjuk Nabi Muhammad SAW tersebut, malam Lailatul qadar akan jatuh pada malam-malam tanggal 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadan 1442 H.
Sementara itu, jika dilihat dari penanggalan masehi, maka malam Lailatulqadar akan jatuh pada salah satu di antara malam 3, 5, 7, 9, atau 11 Mei 2021.
Ia juga mengatakan dalam menyambut malam lailatul qadar tentunya sebagai umat islam, kita tentu harus mempersiapkan diri dengan meningkatkan kegiatan ibadah selama di bulan ramadhan ini seperti melakukan tadarus al qur’an, sholat sunat tarawih, dzikir, sholawat, dan ibadah lainnya yang mana mencontoh teladan dari Rasulullah SAW.
“Kita berharap semoga dengan niat meningkatkan ibadah dan terus mempersiapkan diri agar bisa bertemu dengan malam mulia lailatulqadar merupakan hasil dari usaha ikhtiar kepada Allah swt,” ungkapnya.
Adapun diperkuat lagi berdasarkan dari sejarahnya, malam Lailatulqadar merupakan momen ketika Al Quran diturunkan dari Lauh Al-Mahfuz ke Baitul Izzah atau langit dunia, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Qadr ayat 1-5: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya Al-Quran pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Seorang muslim yang bermunajat pada malam itu akan memperoleh pahala besar yang bernilai 1000 bulan, serta ampunan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW: “Barangsiapa shalat pada Lailatulqadar karena iman dan mengharapkan pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lampau,” (H.R. Bukhari).
Salah satu hikmah dirahasiakannya malam Lailatulqadar adalah agar umat Islam konsisten beribadah selama Ramadan, terutama 10 hari terakhirnya. Hal ini juga dicontohkan Nabi Muhammad SAW sebagaimana hadis yang diriwayatkan Aisyah RA, ia berkata: “Saat memasuki sepuluh akhir Ramadan, Rasulullah fokus beribadah, memperbanyak ibadah di malam hari, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah,” (HR Al-Bukhari).
Kendati tidak diberitahu secara spesifik, sebenarnya ada tanda-tanda khusus ketika malam Lailatul qadar terjadi. Keesokan harinya, suasana fajar anak tenang, cahaya matahari terasa redup dan tidak panas.
Hal ini digambarkan hadis yang diriwayatkan Ubay bin Ka’ab, ia berkata: “Lailatul qadar itu adalah malam ketika Rasulullah memerintahkan kami untuk menegakkan salat di dalamnya. Malam itu adalah malam yang cerah. Tanda-tandanya ialah, pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa sinar yang terik menyilaukan” (H.R. Muslim).
Senada dengan itu, Ketua Tanfiziah PC Nahdatul Ulama (NU) Kabapaten Banjar, Nuryadi pada Selasa (4/5/2021) mengajak seluruh ummat Islam khususnya masyarakat Kabupaten Banjar untuk meningkatkan ibadah di 10 terakhir bulan Ramadhan 1442 Hijriah.
Nuryadi mengatakan umumnya masyarakat sering sudah mendengar dari guru-guru, ulama-ulama bahwasanya pada bulan Ramadhan yang penuh berkah, rahmah dan mulia yang mana seluruh amal ibadah dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT.
“Untuk itu mumpung kita masih diberi umur di beri kesehatan dan di beri kesempatan mari kita upayakan semaksimalkan waktu yang tersisa penghujung bulan Ramadhan ini,” ajaknya.
Nuryadi menambahkan dengan mengerjakan amal ibadah yang telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, untuk mencapai kesungguhan kita untuk menjadi hamba-Nya yang muttaqin.
“Sebelum berjumpa untuk menyambut hari Idul Fitri 1442 Hijriah, dengan di waktu yang tersisa ini Ayo kita tingkatkan semangat untuk beramal ibadah, mudah-mudahan dengan amal ibadah yang dikerjakan dengan ikhlas sepenuh hati bisa menjadi penolong kita,” tambahnya.