TERAS7.COM – Dengan dikawal ketat oleh pihak kepolisian bersenjata lengkap, ribuan dosis vaksin Sinovac tiba di UPT. Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar pada Selasa (12/1).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, dr. Diauddin mengungkapkan vaksin yang tib aini pada tahap pertama ditujukan pada tenaga kesehatan.
“Total ada 3600 tenaga kesehatan yang mendapat giliran di vaksin berdasarkan juknis dari Kementerian Kesehatan. Tak hanya tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat saja, namun juga mereka yang bekerja di fasilitas kesehatan,” katanya.
Pemberian vaksin sendiri lanjut Diauddin tidak dilakukan secara sekaligus, namun dilakukan bertahap.
“Penyuntikan vaksin diberikan secara bertahap pada 15 tenaga kesehatan di setiap tempat per hari. Jika ada efek samping yang mengganggu, maka pelayanan kesehatan tak akan terganggu,” sebutnya.
Berdasarkan uji klinis sendiri, vaksin asal negeri Tirai Bambu ini sendiri memiliki efek samping, namun katagorinya hanya ringan hingga sedang.
“Memang ada yang menderita efek samping, tapi hanya sekian persen saja dan setiap orang berbeda-beda, paling berat hanya demam. Tak ada efek berat sampai kematian,” bebernya.
Diauddin meminta agar masyarakat tak termakan hoax di media sosial mengenai vaksin ini, juga jangan ikut menyebarkannya, lebih baik menyaksikan saja terlebih dahulu.
Tahap kedua vaksinasi sendiri akan ditujukan bagi anggota TNI, Polri dan Petugas pelayanan publik, sementara untuk masyarakat umum masih menunggu juknis dari Kementerian Kesehatan.
Saat penyuntikan vaksin nanti aka nada 4 tahap, yang pertama penerima vaksin akan di screening untuk mengetahui kondisi fisik dan sakit yang diderita. Pada tahap kedua, data tersebut akan dimasukkan ke data online, jika memenuhi syarat akan dilanjutkan ke tahap penyuntikan vaksin dan ditahap terakhir akan mendapatkan sertifikat tanda sudah divaksin.
“Vaksin sendiri akan diberikan 2 kali dengan jeda 14 hari,” pungkas Diauddin.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengumumkan biaya vaksinasi Covid-19 akan ditanggung oleh negara, sehingga seluruh masyarakat tanpa kecuali akan mendapatkan vaksin.
“Dan juga perlu saya ingatkan saya sampaikan bahwa pemberian vaksin nanti tidak dipungut biaya alias gratis. Mungkin nanti akan ada pemberitahuan dari puskesmas atau atau kelurahan mengenai kapan kita harus vaksinasi. Karena vaksinnya sudah ada di negara kita tinggal mulai kapan. Jadi vaksinasi itu untuk semua rakyat tidak terkecuali. Semuanya supaya kita bisa kembali hidup normal,” ujar Jokowi.
Jokowi juga memastikan isu yang bilang kalau vaksinasi hanya bagi mereka yang menjadi peserta BPJS Kesehatan tidak benar.
“Dan juga tidak ada kaitannya dengan anggota BPJS. Kan ada isu ini yang divaksin hanya yang memiliki kartu BPJS, ndak. Semuanya, seluruh warga bisa mengikuti vaksinasi tapi memang nanti diatur oleh kelurahan atau oleh puskesmas dari dekat kita,” kata Jokowi.
Menurut rencana, vaksinasi massal ini akan segera dimulai pada Januari ini dan vaksinasi ini akan dilakukan secara bertahap.
Jumlah yang divaksinisasi sendiri berjumlah 182 juta, angka ini di merupakan jumlah 67-70 persen penduduk Indonesia, jumlah yang pas untuk mencapai kekebalan komunitas alias herd community.
“Kenapa minimal 70 persen? Supaya terdapat yang namanya kekebalan komunal, herd immunity. Misalnya kumpul 1 RT, 70 persen disuntik dan 30 persen belum itu sudah aman,” terang Jokowi.