TERAS7.COM – Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengolah dan menangani sampah terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Selaku leading sektor, selama ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) PPU masih menjadi regulator dan eksekutor dalam penanganan sampah.
Padahal secara tugas, pemerintah dalam hal ini DLH PPU hanya menangani sampah yang dibuang masyrakat di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) kemudian dilanjutkan petugas ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Maka dari itu, DLH PPU ingin terbentuknya kesadaran masyarakat, minimal melakukan penanganan sampah di rumah tangga masing-masing.
“Seharusnya pengurangan sampah itu dilakukan pemerintah mulai dari TPS hingga TPA. Nah kalau untuk penanganan dilakukan masyarakat itu sendiri,” ujar Sekretaris DLH PPU, Syamsiah, baru-baru tadi.
Dijelaskan Syamsiah, masyarakat harus mulai terbiasa melakukan penanganan dari rumah tangga dengan memisahkan penanganan sampah organik, yang memiliki nilai ekonomi dan tidak memiliki nilai ekonomi.
Untuk nilai ekonomi lanjutnya, maka masyarakat bisa mengumpulkan kemudian dijual untuk hasilnya bisa dimanfaatkan termasuk untuk disedekahkan.
“Jadi sampah yang dibawa ke TPS itu adalah sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis,” ucapnya.
Bahkan ia berencana ke depan DLH PPU akan membuat program menjemput sampah di setiap rumah warga.
Ia mengatakan, untuk penjemputan sampah di rumah warga maka perlu disiapkan tiga tempat di rumah-rumah warga, baik itu sampah organik, memiliki nilai ekonomi maupun tidak memiliki nilai ekonomi.
Nantinya petugas yang akan mengambil sampah-sampah di rumah warga sesuai dengan jenis sampah yang ada.
“Misalnya, Senin ambil sampah organik, 2 hari berikutnya sampah tidak memiliki nilai ekonomis. Nah yang miliki nilai ekonomis dan bisa dijual silahkan warga yang melakukan itu,” ujarnya.
Namun ia mengatakan untuk melakukan ini perlu anggaran cukup besar karena harus menyediakan tempat sampah di masing-masing rumah.
Syamsiah menyatakan untuk percontohan bisa dilakukan hanya beberapa rumah dan bila ini sukses maka bisa dilanjutkan lagi.
“Nanti kalau sistem jemput sampah di rumah warga itu juga bisa meningkatkan PAD dari sisi retribusi sampah. Memang nilainya tidak seberapa tapi minimal soal sampah bisa ditangani,” tukasnya.