TERAS7.COM – Sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarbaru tampaknya menjadi “primadona” dan memiliki daya tarik tersendiri pada Pilkada 2024 ini dibading kabupaten/kota lainnya.
Suhu politik di Banjarbaru saat ini pun dibilang masih belum bisa dipastikan, meski belakangan ini nama-nama kandidat sudah bermunculan, namun pusat perhatian tertuju pada dua sosok yakni Aditya Mufti Ariffin selaku petahana dan Erna Lisa Halaby selaku pendatang baru.
Aditya misalnya, sang Walikota Banjarbaru itu sudah terang-terangan menggandeng Sekretaris Daerah Banjarbaru, Said Abdullah sebagai Wakil Walikota. Setali tiga uang, Said Abdullah rela pensiun dini sebagai Sekda untuk bisa mendampingi Aditya di Pilkada Banjarbaru 2024.
Beda halnya dengan Lisa Halaby, sang penantang petahana itu hingga kini masih belum mengungkapkan siapa pendampingnya di Pilkada Banjarbaru 2024 nanti.
Lisa pun beberapa waktu belakangan kerap “diframing” bakal berpasangan dengan Darmawan Jaya Setiawan, yang merupakan mantan Wakil Walikota Banjarbaru serta sempat mencicipi jabatan Walikota Banjarbaru tersebut, meski begitu kabar tersebut masih sebatas isu belaka.
Namun magisnya, dalam beberapa waktu suhu politik yang dinamis pun berubah begitu cepat, seiring dengan mundurnya Said Abdullah sebagai Sekdako Banjarbaru yakin mendampingi Aditya Mufti Arifin, sosok tokoh lain pun muncul yakni Wartono Wakil Walikota Banjarbaru sekarang menjabat sebagai Ketua PDI-P Kota Banjarbaru diisukan kuat akan menjadi pasangan Erna Lisa Halaby sebagai bakal calon wakil walikota.
Melihat dari dukungan partai hari ini, untuk Aditya Mufti Arifin dengan Said Abdullah didukung oleh dua Partai yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang mana ia Aditya Mufti Arifin sendiri pemegang nahkodanya dan partai kedua yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dengan masing masing perolehan tiga kursi legislatif dari kedua partai tersebut, sudah mencukupi syarat dukungan untuk menjadi calon Walikota dan Wakil Walikota Banjarbaru dengan total 6 kursi.
Sementara pada Erna Lisa Halaby, beberapa partai sudah merapat seperti Gerinda, Partai Amanat Nasional (PAN), Demokrat, dan juga Golkar yang kabarnya tinggal menunggu rekomendasi dari pusat. Tentu, jumlah ini sudah melebihi syarat kursi dukungan legislatif untuk menjadi calon bagi Lisa Halaby.
Kabar terbaru hari ini pun sangat mengejutkan, dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) disinyalir telah mengeluarkan rekomendasi dukungan ke Lisa Halaby, walau sampai saat ini Wartono, sang Ketua DPC PDI-P Kota Banjarbaru sedang berada di Jakarta sehingga belum bisa dihubungi.
Menaggapi hal itu, Badrul Ain Sanusi Pengamat Hukum dan Politik Kalimantan Selatan memberikan pandangan, bahwa untuk posisi politik dilihat dari dukungan partai politik, Erna Lisa Halaby sementara lebih unggul dari petahana Aditya Mufti Arifin.
Walau pun Lisa Halaby dengan sosok perempuannya dengan konteks Banjarbaru yang heterogen tidak berpengaruh dan berarti apa-apa untuk menjadi pemimpin.
“Berbeda dengan Kabupaten Banjar yang lebih kental dengan religiusnya, posisi perempuan menjadi pemimpin tentu menjadi pertimbangan besar,” ujarnya kepada teras7.com, Jum’at (02/08/2024).
Di sisi lain menurut Badrul, Said Abdullah dimantapkan sebagai Wakil Aditya Mufti Arifin pun tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengunggulkan Aditya.
Begitu pun dengan kabar bahwa Wartono yang akan menjadi pendamping Lisa Halaby, menurutnya tidak akan banyak mempegaruhi posisi kekuatan, karena posisi wakil hanya sebagai pelengkap pasangan calon.
“Yang menetukan keunggulan dari calon itu tentu dari sosok Aditya Mufti Arifin sosok Erna Lisa Halabynya bagaimana mereka bisa melakukan branding diri ke masyarakat baik langsung maupun lewat pemberitaan dan media sosial, yang yang tidak kalah pentingnya yaitu teamwork dari Tim sukses masing masing calon,” terangnya.
Kalau dilihat dari gerakan politik ke masyarakat hari ini, Tim Lisa Halaby mampu menyeimbangi Gerakan Tim Aditya Mufti Arifin, walaupun Aditya sebagai Walikota Banjarbaru tentu memiliki kuasa untuk menggerakan ASN untuk kepentingan politiknya.
Namun, menurut Badrul posisi ASN di Banjarbaru hari ini pun tidak bisa menjadi benar-benar netral, banyak ASN yang cerdas mampu membaca apakah ada unsur politik atau tidak, dan juga ASN di Banjarbaru banyak yang terlibat dalam kepentingannya masing-masing, mengingat Erna Lisa Halaby merupakan ASN Kota Banjarbaru yang baru saja mengundurkan diri.
“Ya pasti untuk ASN di Banjarbaru tidak bisa benar-benar netral, karena Erna Lisa Halaby juga beranjak dari ASN Banjarbaru yang baru saja mengundurkan diri,” unggahnya.
Saat diminta pendapat terkait money politic di Banjarbaru, menurutnya masih berlaku dengan capain 50 persen lebih, tentu akan menjadi keunggulan bagi pasangan yang memiliki finansial kuat.
“Money politic Banjarbaru mencapai 50 persen lebih lah sudah mayoritas arahnya kesana, karena yang paling dominan siapa calon yang memiliki kekuatan finansial,” pungkasnya.