TERAS7.COM – Pada 28 Oktober 1928, berlangsung Kongres Pemuda II yang memicu lahirnya Sumpah Pemuda sebagai keputusan Kongres yang diselenggarakan selama dua hari, yakni 27-28 Oktober 1928 di Batavia, nama Jakarta ketika masih berada dibawah penjajahan Belanda.
Dikutip dari Wikipedia Indonesia, Sumpah Pemuda merupakan satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia, dimana ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia.
Ikrar tersebut menegaskan cita-cita akan ada “tanah air Indonesia”, “bangsa Indonesia”, dan “bahasa Indonesia” dan diharapkan menjadi asas bagi setiap “perkumpulan kebangsaan Indonesia” dan agar “disiarkan dalam berbagai surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan”.
Rumusan Kongres Sumpah Pemuda sendiri ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres.
Sejak 1959, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Sumpah Pemuda.
Kini tepat 92 tahun kemudian, peringatan Hari Sumpah Pemuda di Tahun 2020 ini masih dibayangi oleh Pandemi Covid-19, dimana hampir seluruh bidang kehidupan terdampak seperti terpuruknya ekonomi dan terhambatnya pembangunan.
Akan tetapi Pandemi Covid-19 ini tidak membuat para pemuda menyerah begitu saja, sebagaimana semangat pendahulunya, para pemuda pun mulai bangkit.
Ketua Umum Forum Komunikasi Mahasiswa Kabupaten Banjar (FKMKB), M. Rasyad mengungkapkan para pemuda harus bahu membahu berdampingan bersama pemerintah untuk memerangi virus ini.
“Yaitu dengan cara mengeduksi masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang di buat oleh pemerintah yaitu 3 M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak). Pemuda harus menjadi agent of change, yaitu pihak yang mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektifitas, perbaikan dan pengembangan,” katanya.
Para pemuda yang melek teknologi dan perkembangan zaman lanjut Rasyad harus menggencarkan, mengajak dan menggalakan edukasi pada masyarakat semasif mungkin.
“Kita juga sebagai pemuda harus bangkit dari semua ini jangan biarkan virus ini membuat kita tidur, banyak hal yang harus kita lakukan di masa pendemi ini salah satunya memanfaatkan teknologi untuk berwirausaha dan banyak lagi yang harus kita lakukan agar kita tidak stress yaitu kita melakukan hal-hal positif baik itu untuk pribadi atau untuk halayak umum,” pesannya.
Demikian juga dengan Nanang Intan Banjar, Abdul Majid yang mengatakan sebagai agent of change, para pemuda saat ini harus mendukung penuh program pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Selain mematuhi protokol kesehatan, pemuda kata Wakil III Nanang Kabupaten Banjar 2018 ini harus aktif mengalakkan dan mengedukasi masyarakt melalui berbagai media, salah satunya sosial media.
“Agar terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik melalui efektifitas, perbaikan dan pengembangan. Melalui sosial media ini kita juga bisa menggencarkan, mengajak dan menggalakan edukasi semasif dan sesering mungkin mungkin hingga penyebaran Covid-19 pun bisa berkurang dan ditekan penyebarannya,” jelasnya.
Pemuda lanjut Majid juga bisa turut serta mempromosikan kembali wisata melalui berbagai platform media sosial, apalagi pariwisata menjadi bidang yang terpuruk akibat pandemi, padahal banyak masyarakat yang bergantung dibidang ini.
“Kita bisa berperan kembali dengan lebih giat mempromosikan wisata kita melalui platform sosial media, dimana kita menonjolkan dari segi fasilitas di setiap tempat wisata yang sudah mulai memiliki fasilitas sesuai standar protokol kesehatan. Dengan demikian pengunjung merasa yakin dan merasa aman jikalau ingin berwisata,” terangnya.
Dalam kesempatan berbeda salah satu Tokoh Muda Kabupaten Banjar, Mahrani Ahmad menyatakan bahwa para pemuda Indonesia saat ini merupakan ujung tombak pembangunan.
“Pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda ini, kita sebagai pemuda musti mengambil peran dan posisi yang sangat penting, apalagi sejarah membuktikan bahwa peran pemuda untuk bangsa ini sangat penting,” ujarnya.
Walaupun pandemi ini belum berakhir, para pemuda lanjut Mahrani dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada dan memaksimalkannya untuk kemajuan bersama.
“Pemuda harus bangkitkan potensi yang dapat mendorong kemajuan pembangunan. Misalnya seperti saya saat ini yang mencoba memaksimalkan peluang di tengah pandemi ini untuk mengajukan anggaran wirausaha baru di Desa Pingaran,” katanya.
Memanfaatkan program dari Kemenaker RI, Mahrani berencana untuk membentuk kelompok usaha beranggotakan 20 orang warga desa untuk mewujudkan kerja nyata pemuda untuk bangkit kembali pasca pandemi.
“Dengan memanfaatkan peluang ini, kalau kami dapat anggaran 40.000.000, kami akan buat wirausaha ayam petelur yang akan di jalankan bersama. Dengan ini mungkin ada peluang untuk membangun ekonomi warga desa” jelasnya.
Sementara itu Tokoh Muda Kabupaten Banjar yang lain, Muhammad Nashir mengungkapkan bahwa peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini terasa berbeda dari sebelumnya.
“Seyogyanya hal ini dapat menjadi momentum para pemuda untuk berpikir dan bertindak melampaui zaman serta mampu memberi solusi untuk negeri,” katanya.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Banjar ini menambahkan untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi ini, pemuda bisa berperan dengan terjun ke masyarakat sesuai kompetensi yang di miliki.
“Hal tersebut tentu perlu di tunjang dengan kesiapan Sumber Daya Manusia yang unggul, maka dari itu hendaknya pemuda saat ini menggeluti bidang yang diminati,” ucapnya.
Nashir sendiri menjelaskan bahwa ia sendiri menggeluti bidang pendidikan, dimana menurutnya pendidikan bisa menjadi kunci kebangkitan dari keterpurukan dengan pemuda sebagai promotornya.
“Secara khusus, kita ketahui pendidikan memang mempunyai peran strategis jika dihubungkan dengan sumpah pemuda. Kita ketahui bahwa adanya kebijakan politik etis yang didalamnya terdapat kebijakan pendidikan untuk kaum pribumi. Nah hal tersebutlah menjadi salah satu yang melatarbelakangi pemuda menjadi kaum terpelajar dan seiring berjalan nya waktu memikirkan usaha bersama untuk menyatukan indonesia yang di mulai dengan sebuah ikrar sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928,” tuturnya.
Karena itu lanjut Nashir, walaupun pandemi ini masih belum berakhir, para pemuda harus mengisi masa muda dengan perbanyak kompetensi sesuai minatnya masing-masing.
Selain meningkatkan kompetensi, di tengah pandemi Covid-19 dengan berbagai pembatasan, jangan pernah membuat para pemuda berhenti beraktivitas dan berkarya.
Hal ini diungkapkan Bendahara Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Banjar, Muhammad Syarofi.
Dalam agama Islam sendiri lanjutnya, ada atsar yang mengatakan bahwa “Al Harokah, Barokah” yang artinya: “Bergerak itu berkah.”
“Karena itu pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda kali ini, kita menyerukan agar pemuda tetap beraktivitas, bergerak dan berkarya. Karena dari setiap aktivitas, pasti ada suatu berkah,” jelasnya.
Karena itu menurut Syarofi, para pemuda sendiri tidak dibenarkan untuk tidak beraktivitas, bahkan ditengah pandemi yang membuat banyak batasan ini.
“Dalam Islam, ada prinsip jika sesuatu tak bisa didapati dengan penuh, maka tak boleh pula ditinggalkan secara penuh. Peluang yang ada walaupun sedikit, harus dimanfaatkan ditengah keterbatasan seperti ini,” jelasnya.
Dengan semangat yang diusung Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 92 dengan tema “Bersatu dan Bangkit” ini, Syarofi mengajak agar para pemuda terus berkarya.
“Allah berfirman agar manusia bertebaran di muka bumi setelah menunaikan kewajibannya seraya mengharapkan karunia dari-Nya. Karena itu kita harus melaksanakan aktivitas kita sebagai pemuda ditengah keterbatasan ini, kalau perlu lebih giat dari sebelumnya,” pesannya.