TERAS7.COM – Jum’at malam (30/11), bertempat di Street Stage, kawasan Minggu Raya Kota Banjarbaru digelar Opening Ceremony Banjarbaru Rainy Day’s Literary Festival (BRDLF) 2018 yang telah memasuki tahun kedua perhelatannya.
Gerimis yang jatuh secara artistik turut berhadir pada pembukaan tersebut. Payung-payung terbentang, para tamu yang terdiri dari berbagai pihak dan negara, membaur dan menyatu dalam suasana puitik serta khidmat.
Festival yang dilaksanakan dari tanggal 30 November hingga 2 Desember 2018 ini mempunyai tujuan mempromosikan sastra Indonesia dan serumpun, puisi dan prosa, mengembangkan diri menjadi festival yang bersifat tetap, tahunan dan berjangkauan internasional, merintis jalan untuk satu struktur efisien yang memungkinkan kerjasama unsur-unsur masyarakat dari berbagai pihak, dan juga memperkuat peran sastra dalam berbagai aspek kehidupan.
Pada festival ini, selain dilakukan peluncuran buku Antologi Puisi ‘Skyful of Rain’ dan ritual baca puisi di Hutan Pinus, juga digelar Workshop Musikalisasi Puisi di Kindai Seni Kreatif milik Penyair Ali Syamsudin Arsy, konferensi, mangawah, penanaman pohon, dan rangkaian acara lainnya.
Sebagaimana yang diungkapkan Walikota Banjarbaru, festival yang bertemakan hujan ini sudah naik kelas menjadi event internasional, sebab ada peserta datang dari manca negara, seperti Malaysia, Turki, korea, dan sebagainya.
“Pada tahun lalu even ini masih diikuti sejumlah budayawan dari berbagai daerah. Tetapi pada tahun ini budayawan dari luar negeri juga ikut serta ,” jelas Nadjmi Adhani.
Menurut Nadjmi Adhani, festival ini unik, di mana festival yang mengangkat hujan sebagai temanya hanya ada di Surakata dan Banjarbaru, serta ia berharap Kota Banjarbaru bisa menjadi ibukota kebudayaan di Kalimantan Selatan.
“Pemerintah Kota Banjarbaru juga punya komitmen untuk menyiapkan dan mendukung semua event-event kegiatan seperti ini,” pungkasnya.