TERAS7.COM – Kelurahan Mentaos tidak hanya bisa kita temukan kampung iwak, salah satu warga kampung yang dijuluki kampung tangguh ini juga berkecimpung dalam bisnis pengolahan tempe.
Muhammad Rifa’i, selaku Lurah Mentaos menyampaikan warganya memiliki ketangguhan baik berpikir maupun bekerja oleh sebab itu kelurahan tersebut dijuluki kampung tangguh.
“Tidak hanya budidaya ikan, pabrik pengolah tempe juga cukup menarik di tempat kami ini,” cetusnya.
Dibalik usaha tempe ini hampir tidak menyisakan limbah produksi, bagaimana tidak bahan yang tersisa dari bahan baku kulit kacang kedelai bisa dimanfaatkan untuk ternak sapi hingga pakan ikan.
Semenjak ditetapkannya status tanggap darurat bencana non alam Covid-19 perekonomian mulai merosot tajam, hingga hampir semua golongan masyarakat keluhkan perekonomian.
Purwanto, selaku pemilik pabrik tempe yang berlokasi di Kelurahan Mentaos Kota Banjarbaru tak luput dari dampak pandemi ini ia mengatakan untuk penurunan hingga 50% jauh berbeda dengan penghasilan sebelum pandemi Covid-19.
“Untuk bahan baku sempat naikan untuk tapi saat ini sudah stabil, penjualan tetap tidak ada perubahan,” ucap pria asal Jawa tengah ini saat ditemui di pabrik tempe milikny, Kamis (13/08).
Harga menyesuaikan kualitas rasa dan kepadatan tempe, panjang kurang lebih 2 meter itu dihargai Rp.28 ribu sampai Rp.38 Ribu saja.
Ia juga mengatakan kedelai yang dibeli dimasukan ke dalam drum besar untuk dilakukan proses perebusan Memerlukan waktu berjam – jam, setelah itu baru kacang kedelai dipindahkan ke wadah yang lebih besar untuk didiamkan.
Setelah 24 jam, kacang kacang tersebut digiling dan dicampurkan ragi untuk melangsungkan proses fragmentasi hingga menjadi tempe siap jual.
“Masalahnya saat ini sekolah libur, pegawai kantor banyak yang bekerja di rumah, konsumennya pasti berkurang,” Pungkasnya.