TERAS7.COM – Banjir besar yang melanda Kabupaten Banjar selama sepekan terakhir membuat, beberapa komoditi bahan kebutuhan pokok penting (Bapokting) di Kabupaten Banjar kembali mengalami lonjakan harga.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banjar, Jimmy saat ditemui awak media di ruang kerjanya pada Selasa (19/1) sore mengungkapkan dari hasil pantauan disejumlah pasar di Kabupaten Banjar, beberapa Bapokting mengalami fluktuasi harga, di antaranya seperti cabai rawit yang semula 100 ribu Rupiah kini menjadi 120 ribu Rupiah.
“Demikian pula cabai merah dan cabai keriting pun juga naik, dari 60 ribu Rupiah menjadi 70 ribu Rupiah per-kilogram,” sebutnya.
Selain itu harga telor juga mengalami kenaikan hingga 6 ribu Rupiah, yang semula 20 ribu Rupiah menjadi 26 ribu Rupiah per-kilogram.
“Kenaikan harga telor ini disebabkan karena jalur akses dari Kecamatan Bati-bati, Pengayuan dan Bangkalan di Kabupaten Tanah Laut terendam banjir. Alhasil pendistribusian telur di kabupaten dan kota lain terganggu. Selain itu, karena telor ayam ini banyak dicari untuk di dapur umum atau posko pengungsian terdampak banjir jadi harganya juga turut naik,” beber Jimmy.
Namun berdasarkan informasi dari Tim Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), untuk stok telur yang akan didistribusikan masih tersedia dan mencukupi, yakni sekitar 170 ton telur untuk wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel), serta sekitar 140 – 150 Ton telur untuk wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Timur (Kaltim).
“Kami pun menekan kepada Pinsar, apabila akses jalan sudah dapat dilalui, agar Kabupaten Banjar yang terdampak banjir lebih diprioritaskan. Kesulitan kita mungkin untuk barang komoditi seperti cabe, bawang yang didatangkan dari luar daerah seperti dari Jawa dan Sulawesi, apabila terjadi kelangkaan dan kelonjakan harga, meskipun saat ini harganya relatif stabil. Mengingat, daerah mereka pun saat ini juga dilanda bencana alam,” katanya.
Sementara untuk Gas LPG 3 Kg tambah Jimmy juga mengalami fluktuasi harga hingga berkisar 35 ribu Rupiah dari harga eceran tertinggi (HET) Rp17.500.
Sehingga Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banjar pun sempat kembali melaksanakan operasi pasar elpiji 3 kilogram untuk posko dan dapur umum pengungsian korban banjir, bertempat di teras kantor Disperindag Kabupaten Banjar, pada Selasa (19/1).
Kepala Seksi (Kasi) Bahan Pokok dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Disperindag Banjar, Eka Yustinawati mengatakan jumlah tabung yang disiapkan untuk operasi pasar yakni sebanyak 560 tabung gas per hari.
“Operasi pasar ini bekerjasama dengan PT Pertamina dan Satgas Pangan Polres Banjar, memang diperuntukan untuk dapur-dapur umum pengungsian. Sebelumnya, posko-posko didaftarkan terlebih dulu oleh pihak kecamatan dan keluarahan,” bebernya.
Dikatakannya lebih lanjut, seberapa ada tabung kosong di posko pengungsian, sejumlah itu yang disalurkan.
“Beberapa posko pengungsian yang telah mendapat jatah tabung gas dua hari operasi pasar di antaranya posko di wilayah Kecamatan Sungai Tabuk sebanyak 31 tabung, 80 tabung posko di Kelurahan Sekumpul, Kelurahan Tanjung Rema 35 tabung, dan 9 tabung posko di Tanjung Rema,” sebut Eka.
Eka mengungkapkan kegiatan operasi pasar elpiji 3 kilogram masih akan berlanjut hingga Rabu (20/1) yang mana akan dilaksanakan di Kantor Kelurahan Sungai Paring.
“Guna membantu kegiatan dapur umum dalam menyiapkan konsumsi bagi masyarakat terdampak banjir, kegiatan tersebut nantinya juga akan digelar di sejumlah kecamatan di Kabupaten Banjar.” tambahnya.