TERAS7.COM – Aliansi Mahasiswa Muhammadiyah Se-Kalimantan Selatan menggelar Aksi Kemanusiaan Atas Meninggalnya Aktivis Menolak Tambang dan Solidaritas Wadas pada Senin (21/2/2022).
Dalam aksi yang digelar di depan Mapolda Kalimantan Selatan di Jalan DI. Pandjaitan, Kota Banjarmasin ini diawali dengan long march dari titik kumpul di kampus Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Aksi yang diikuti Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Selatan dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Banjarmasin ini merupakan instruksi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM.
Dalam aksi ini, peserta aksi menyampaikan kritik dan mengecam tindakan represif aparat di Desa Wadas Purworejo Jawa Tengah dan peristiwa penembakan di Sulawesi Tengah.
Ketua Umum DPD IMM Kalimantan Selatan Laili Masruri dalam orasinya menyampaikan bahwa sudah saatnya pihak berwenang mengevaluasi diri.
“Dengan adanya beberapa kejadian yang coba kami soroti kali ini kami rasa sudah saatnya pihak berwenang melakukan evaluasi diri,” tandasnya.
Pemuda yang akrab disapa Mas El ini melanjutkan melalui aksi ini pihaknya juga turut mengingatkan apakah slogan terlaksana.
“Apakah slogan melayani sudah dilaksanakan dengan semestinya hal itu juga penting untuk dievaluasi,” ujarnya.
Senada dengan itu Ketua Bidang Hikmah, Politik dan Kebijakan Publik DPD IMM Kalimantan Selatan Ferry Setiadi menyampaikan ada hal tidak benar di tubuh kepolisian sehingga pihaknya menggelar aksi tersebut.
“Menurut kami terdapat hal tidak benar dalam tubuh kepolisian sehingga muhasabah diri harus dilakukan oleh Polri yang saat ini di pimpinan bapak Listyo Sigit Prabowo,” imbuhnya
Ferry Setiady yang juga koordinator aksi mengancam jika apa yang disampaikan pihaknya kali ini tidak digubris maka akan melakukan aksi lanjutan yang lebih besar.
“Kami siap untuk melakukan aksi jilid dua atau lanjutan jika apa yang kami sampaikan kali tidak digubris bahkan akan menurunkan jumlah massa aksi yang lebih besar,” tegasnya.
Ketidakhadiran Kapolda Kalimantan Selatan yang merupakan pimpinan tertinggi di Polda Kalimantan Selatan tidak menurunkan semangat para peserta aksi yang secara bergantian menyampaikan orasinya.
Dalam aksi yang diakhiri sekitar pukul 17:00 Wita, peserta aksi sendiri menyampaikan 7 tuntutan yang intinya adalah menuntut Polri untuk berbenah atas tragedi penembakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa aktivis dan kami menduga ada unsur kesengajaan dalam tragedi penembakan tersebut.
Berikut adalah isi 7 tuntutan dari IMM Kalimantan Selatan :
1. Kepolisian harus mengusut hingga tuntas siapa pelaku dibalik tragedi penembakan tersebut.
2. Menuntut kepada Kapolri untuk menghukum seberat-beratnya pelaku penembakan aktivis sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan mengusut kasus ini sampai benar-benar terang dan pelaku penembakan dapat ditangkap secepatnya.
3. Mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mencopot Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah yang dinilai gagal dan lalai dalam memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa dalam menyuarakan aspirasinya.
4. Mendesak Presiden RI & Komisi III DPR RI membuat peraturan perundang-undangan larangan kepolisian memakai senjata api saat pengamanan aksi unjuk rasa.
5. Menuntut pihak kepolisian untuk berbenah terhadap banyaknya kasus represifitas yang di sebabkan oleh kepolisian.
6. menuntut pihak kepolisian daerah Kalimantan Selatan untuk tidak melakukan tindak represif serupa di Kalsel.
7. Menuntut pihak kepolisian untuk bersikap netral dan independen serta profesional dalam pelaksaan tugas dan fungsinya.