TERAS7.COM – Sekian lama menyandang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Kota Banjarbaru akhirnya berhasil lepas dari penerapan tersebut.
Hal ini diketahui setelah Menteri Koordinator Perekonomian, Arilangga Hartanto tidak menyebutkan nama Kota Idaman di dalam daftar 6 Kabupaten/Kota yang masih menerapkan PPKM Level 4.
Airlangga merincikan, 6 kabupaten/kota yang masih masuk ke dalam kategori PPKM level 4 antara lain Pidie, Bangka, Padang, Banjarmasin, Bulungan, dan Tarakan.
Penyebab 6 kabupaten/kota yang masih masuk dalam ketagori PPKM level 4 lantaran belum mencapai target yang ditentukan atau testing masih relatif terbatas, atau ada sedikit kenaikan tingkat kasus positif (positivity rate).
Mengetahui daerahnya tidak disebutkan untuk menerapkan PPKM Level 4, Walikota Banjarbaru, Aditya Muftri Ariffin langsung tancap gas sesegera mungkin menyesuaikan pengaturan kegiatan masyarakat, utamanya ialah Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
“Tentu saja PTM ini akan dilaksanakan kepada sekolah-sekolah yang dianggap telah memenuhi persyaratan, dari sisi penerapan protokol kesehatan, sisi vaksinasi kepada siswa dan guru serta aspek lainnya,” kata Walikota.
“Kita tidak menginginkan bahwa PTM ini malah akan menimbulkan permasalahan baru dengan timbulnya cluster sekolah seperti yang terjadi didaerah lain. demikian penjelasan Walikota Banjarbaru,” sambungnya.
Terkait vaksinasi, ia mengungkap bahwa Kota Banjarbaru memiliki stok yang cenderung cukup untuk memenuhi ketentuan kewajiban capaian vaksin sebesar 50 persen.
“Kami mengharapkan masyarakat dapat mengikuti program vaksin ini, semua elemen masyarakat dari Karang Taruna, OJK, instansi vertikal lainnya akan melaksanakan vaksin secara masal,” tukasnya.
Kemudian Aditya menghimbau, masyarakatnya agar dapat ikut serta mengikuti program percepatan vaksinasi ini secara door to door,
“Saat ini Pemerintah Kota belum bisa melaksanakannya terkait dengan mekanisme vaksinasi yang mewajbkan proses screening sesuai dengan prosedur vaksinasi yang ditetapkan. Selain itu proses pendaftaran vaksin dilakukan secara online. tentu saja ini menjadi masalah tersendiri bagi pelaksanaan vaksinasi door to door,” pungkasnya.