TERAS7.COM – Beberapa hari ini, alhamdulillah hujan terus mengguyur Kota Banjarbaru dan sekitarnya. Kuasa tuhan, diprediksi masuk musim kemarau, eh hujan turun menurunkan suhu bumi.
Mungkin ini cara tuhan, agar tidak membuat para manusia yang lagi ketar ketir melawan virus corona, tidak terbebani lagi suhu yang panas, debu yang menyesakkan dada, asap dari Karhutla yang membuat ISPA, husnudzon saja.
Nah karena’hari’ yang dingin, kenangan demi kenangan melintas di dalam pikiran. ‘Hari’ yang dingin ini, membuat perut lapar, tapi kalau makan yang berat, perut terasa kenyang, heh, lapar tapi kenyang.
Teringat satu makanan yang menjadi favorit, makanan yang menjadi penghangat hubungan antara ayah dan anak, gumbili basanga (Singkong goreng).
Cuss, berangkat langsung ke cafe Kupi Datu di Jalan Sarikaya, dekat Kolam Renang Idaman Banjarbaru, karena sepengetahuan saya, disanalah tersedia gumbili basanga yang bisa dinikmati dengan duduk duduk santai (nongkrong) sambil sesekali meneguk kopi.
Tidak Tunggu Lama (TTL), gumbili basanga datang dibungkus dengan plastik (karena protokol kesehatan, biasanya disajikan diatas piring seng jaman datu-datu), sambal ‘petis’ yang diberi sambal ‘lombok’ plus secangkir kopi panas didalam gelas beai, perpecto!
Nikmat, benar benar nikmat, gumbili basanga disajikan dengan taburan parsleyi (kerabat dekat daun seledri) yang dicacah halus, harum.
Ketika di cocol ke sambal dan digigit, renyah, gurih, pedas pedas menggelora.
Setiap gigitan dan setiap tegukkan kopi racikan dari barista Kupi Datu Dede Sagau, mampu membawa saya ‘terbang’ menyusuri kenangan kenangan masa lalu.
Gumbili basanga dan kopi dari Kupi Datu ini, membawa perasaan menjadi riang, terharu, karena bayangan dari kenangan menjadi tampak sejelas kita menonton youtube.
Inilah istimewanya Kupi Datu, selain makanan dan minumannya yang ‘old fashion’, cara penyajian dan tempatnya juga retro banget.
Bagaimana tidak retro, bangunannya aja sudah berusia 70 tahun, desain dari Van Der Pilj, arsitektur dari Kota Banjarbaru dan Kota Palangkaraya.
Belum lagi pernak pernik jaman ‘bahari’, sebut sajalah kamera kamera dari segala zaman yang tersusun rapi, lukisan lukisan yang begitu nyaman dipandang.
So, makanannya enak, minumannya nikmat, suasananya adem, pas banget, alhamdulillah.