TERAS7.COM – Pemprov Kalsel memiliki beberapa pusat karantina terpusat untuk pasien positif Covid-19 yang diketahui tak memiliki gejala seperti di Ambulung dan Balpekes Banjarbaru.
Akan tetapi meroketnya kasus Covid-19 di Kalimantan Selatan membuat pusat karantina terpusat ini mulai penuh tak bisa lagi menampung pasien tanpa gejala.
Salah satu daerah yang mengirim pasien positif yang cukup banyak Kabupaten Banjar yang cukup aktif melakukan tracking dan tracing kasus Covid-19.
Menyiasati penuhnya pusat karantina terpusat milik Pemprov Kalsel, Pemkab Banjar menyiapkan pusat karantina di Pusat Sarana Belajar Bersama (PSBB) MtsN Model Martapura yang berada di Desa Indrasari, Kecamatan Martapura.
Namun pembukaan pusat karantina terpusat ini masih terkendala minimnya jumlah tenaga kesehatan yang diperlukan untuk keperluan tersebut.
Hal ini diungkapkan Sekda Banjar, HM. Hilman pada awak media melalui video teleconference pada Senin (8/6) yang lalu.
“Kita sudah membuka lowongan untuk tenaga kesehatan yang berjaga di pusat karantina. Yang diperlukan ada 10 orang, maksimal yang kita terima 12 orang,” ujarnya.
Namun yang baru mendaftar hingga saat itu ada 7 orang perawat, terdiri dari 6 orang perempuan dan 1 orang laki-laki.
Tak ada persyaratan khusus bagi tenaga kesehatan yang ingin direkrut menjadi tenaga kesehatan di pusat karantina tersebut, karena segala persyarattan lain bisa menyusul.
Sementara itu HM. Hilman dalam video teleconference pada Jumat (21/6) menambahkan dalam Rakor Mingguan, tenaga kesehatan yang berjaga di PSBB MTsN Model Martapura juga akan mendapatkan insentif.
“Bupati Banjar meminta mereka yang jadi tenaga kesehatan setelah selesai bertugas di pusat karantina akan dijadikan tenaga kontrak di RSUD Ratu Zalecha Martapura atau UPT Puskesmas di Kabupaten Banjar. Jadi tak selesai disana saja, apalagi jumlah yang kita butuhkan untuk formasi ini masih cukup banyak dalam rangka upaya pemerintah memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Kabupaten Banjar,” ungkapnya.