TERAS7.COM – Jelang dua pekan pelaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Banjar, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 mengumumkan hasil yang mengejutkan.
Juru bicara GTPP Covid-19 Kabupaten Banjar, dr. Diauddin saat video teleconference bersama Jurnalis Banjar pada Rabu (27/5) mengungkapkan sebagian hasil swab dari masyarakat Kabupaten Banjar selama PSBB telah keluar.
“Sejak pelaksanaan PSBB, kita telah melaksanakan tes massal menggunakan rapid test untuk screening, ditemukan sekitar 200 orang lebih yang reaktif dan langsung kita swab. Hari ini hasil tes swab sudah keluar sebagian,” ujarnya.
Dari hasil swab 200 orang lebih tersebut, sekitar 88 orang yang reaktif hasil swab-nya telah diterima GTPP Covid-19 Banjar.
“Hasil tes swab menyatakan 44 orang atau 50 persen dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Sebagian besar yang terjangkit merupakan mereka yang selama ini termasuk kontak erat resiko tinggi,” ungkap Diauddin.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar ini menambahkan 5 diantara pasien positif tersebut merupakan tenaga kesehatan yang bertugas di 2 Puskesmas.
“Akan tetapi kita belum bisa memastikan apakah dokter dan perawat dipuskesmas itu terpaparnya ditempat kerja atau ditempat lainnya.” tuturnya.
Sementara hasil swab yang tersisa kemungkinan besar akan diketahui hasilnya dalam 1-3 hari mendatang.
Diaudin melanjutkan pusat karantina terpusat di Ambulung dan Bapelkes, Banjarbaru yang disiapkan untuk pasien positif tanpa gejala kondisinya sudah penuh.
“Karena itu kami meminta agar pasien positif untuk melakukan isolasi dirumah masing-masing, sambil menunggu tempat karantina yang lainnya disiapkan. Untuk itu, masyarakat disekitarnya ada pasien positif diharapkan agar jangan sampai menolak, menghakimi apalagi mengusirnya. Selama yang bersangkutan tidak keluar rumah dan tidak jalan-jalan, maka kondisinya dijamin masih aman,” terangnya.
Diauddin meminta agar masyarakat sekitar bekerjasama untuk menjaga dan memberikan dukungan pada pasien yang menjalani isolasi di rumah.
“Kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar sangat diharapkan. Karena itu diharapkan masyarakat jangan panik, akan tetapi harus memberikan dukungan atau support kepada pasien. Misalnya dengan cara memberikan makanan, agar pasien yang bersangkutan tidak keluar rumah.” pungkasnya.