TERAS7.COM – Pemerintah Pusat kembali menggeser hari libur nasional, kali ini perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang mulanya jatuh pada hari ini Selasa, 19 Oktober 2021 digeser ke hari berikutnya Rabu, 20 Oktober 2021.
Hal ini dilakukan pemerintah guna menghindari terjadinya mobilitas masyarakat secara besar-besaran, mengingat situasi pandemi Covid-19 yang saat ini masih terjadi di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan.
“Pertimbangan pemerintah menggeser hari libur nasional Maulid Nabi Muhammad SAW yakni untuk menghindari masa libur panjang dan mencegah pergerakan massa yang besar,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy di sela kegiatan jalan santai bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin di sekitaran Pangkalan Utama TNI AL, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikutip dari siaran pers.
Digesernya hari libur perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut tentunya menimbulkan pro-kontra di tengah publik. Karena alasan dari pergeseran hari libur tersebut dianggap sejumlah pihak tak relevan, padahal saat ini kasus Covid-19 sedang menurun.
Hal inilah yang menjadi sorotan Anggota Komisi III DPRD Banjarbaru, Nurkhalis Anshari, menurutnya di kondisi saat ini Covid-19 terlihat mulai melandai, bahkan hajatan nasional pun mulai normal.
Jadi, keputusan menggeser hari libur keagamaan dengan alasan agar tak banyak mobilitas pada saat liburan dan tidak berkerumun menurutnya sudah tidak relevan.
Seperti diketahui, di Indonesia ini memiliki banyak hari libur, dikarenakan menghormati hari besar kegamaan. Sehingga libur itu mengikuti hari besar keagamaan bukan hari kegamaan mengikuti hari libur.
Jika ada penggeseran hari libur ke setelah atau sebelum hari besar keagamaan, dikatakan Nurkhalis itu berarti merupakan bonus atau tambahan hari libur.
“Suatu keputusan hukum yang landasannya karena darurat jika daruratnya sudah hilang maka hukumnya berubah ke hukum asalnya,” ujarnya.
Jika berkaca pada keputusan pemerintah menggeser hari libur keagamaan pada sebelumnya dilakukan karena kasus Covid-19 di tanah air memang masih tinggi-tingginya itu bisa dipahami.
Berbeda dengan saat ini, menurut politisi muda PKS ini kondisi sudah jauh membaik. Sehingga keputusan pemerintah menggeser hari libur nasional ini perlu dikoreksi dan dievaluasi.
“Saya berharap agar keputusan pemerintah untuk menggeser hari libur keagamaan kedepannya perlu dikoreksi dan dievaluasi, sehingga tidak memunculkan pro-kontra dimasyarakat,” tandasnya.