TERAS7.COM – Air sungai Tonhar dan sungai Rimba yang dulunya jernih dan bersih, sekarang berubah keruh berwarna, berbau dan kotor.
Beberapa pabrik tahu yang beroperasi di Kecamtan Landasan Ulin Kota Banjarbaru, diduga melakukan pembungan limbah ke aliran sungai, sehingga mengakibatkan masyarakat tidak bisa memanfaatkan air seperti dahulu.
Seorang warga Kecamatan Landasan Ulin, Umar (60) kepada teras7.com mengungkapkan, ia mengeluhkan limbah pabrik tahu yang mencemari air sungai dan sering terjadi banjir saat hujar.
“Dahulu air sungai masih bisa kita gunakan untuk mandi dan cuci pakaian, namun sekarang sudah kotor dan bau akibat limbah pabrik tahu itu,” ujarnya.
Umar yang sudah belasan tahun tinggal di Landasan Ulin ini juga mengatakan, di lingkungannya juga sering terjadi banjir saat hujan turun, saat air sungai meluap, air korot dan bau pun masuk kedalam rumah warga sekitar.
hal yang sama juga dirasakan oleh Kakek Jawawi (65) di dampingi sang istri, dimasa senjanya sangat prihatin dengan kondisi air sungai Rimbah yang sudah tidak lagi bermanfaat bagi masyarakat sekitar, ditambah saat hari hujan yang mengakibatkan sungai meluap hingga air masuk kedalam rumahnya.
“Air kita sekarang kotor, itu akibat limbah tahu yang dibuang ke sungai. Tambah lagi saat proyek bendara itu berjalan, sungai sempat dibabat dan mengakibatkan Landasan Ulin dan sekitarnya yang belum pernah banjar kini sering kebanjiran saat terjadi hujan,” katanya.
Salah satu pemilik baprik tahu di Kecamatan Landasan Ulin H Nor Hamid, saat ingin di konfirmasi mengenai limbah tahu yang meresahkan masyarakat, tidak bisa dijumpai karena sedang tidak ada ditempat.
Menanggapi keluhan masyarakat, Kepala Bidang Penegakan Hukum dan Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru Ir Muhammad Apriji mengatakan, bahwa pihaknya sudah menerima keluhan masyarakat, tentang beberapa pabrik tahu yang diduga melakukan pembuangan limbah ke sungai, yang mengakibatkan sungai menjadi kotor dan bau.
“Kami juga sudah menerima laporan itu, dan sejak tahun 2014 kita juga sudah melakukan kegiatan sosialisasi dan memasang papan himbauan kepada masyarakat sekita, agar tidak membuang kotoran atau limbah ke sungai, serta kita juga melakukan inovasi pemanfaatan limbah tahu yang sekarang masih dalam pembahasan,” ucapnya.
Selain itu, ia melanjutkan, pemerintah kota Banjarbaru juga telah mengupayakan untuk melakukan normalisasi sungai agar kebersihan bisa terjaga.
Ditambahkan oleh Kasi Hukum Evelina Rahmi, beberapa waktu lalu Dinas Lingkungan Hidup juga bekerjasama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) untuk memanfaatkan limbah tahu menjadi pangan hewan dan pupuk lahan sawit.
“Ada dua pemanfataan limbah yang kita lakukan bersama dengan BBTKLPP untuk pengembangan teknologi, pertama limbah padat dari tahu yang kita proses menjadi pangan ternak, kedua limbah cair yang kita proses menjadi pupuk tumbuhan sawit,” terangnya.
Namun, Evelina Rahmi melanjutkan, biaya untuk melakukan pengembangan inovasi pemanfaatan limbah tahu tersebut, tidak memiliki kos yang cukup, sehingga masih dalam pembahasan di pemerintahan.
“sungai yang kotor dan bau sebenarnya tidak hanya akibat dari limbah pabrik tahu saja, melainkan juga kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah mereka ke sungai, yang mana akan berdampak kepada lingkungan mereka juga,” pungkasnya.