TERAS7.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif pada Kamis sore (7/4/2022) kemarin melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan melihat secara langsung distribusi BBM (Bahan Bakar Minyak).
Dalam kunjungan kerja dimana ia didampingi Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati tersebut dilaksanakan di SPBU Astambul 63.706.01.
Hal ini pun menjadi kesempatan para supir truk angkutan barang untuk menyampaikan keluh kesahnya pada Menteri ESDM Arifin Tasrif terkait sulitnya mendapat BBM jenis solar di hampir seluruh wilayah di Kalimantan Selatan.
Salah satunya adalah Sugiarto yang mengungkapkan para sopir truk saat ini mengalami kesulitan untuk mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi.
“Terkadang kami terpaksa antre panjang, bahkan terpaksa harus menginap sampai 2 hari untuk mendapatkan 80 liter solar,” ujarnya.
Bahkan dengan pembatasan 80 liter solar tersebut, pihaknya ungkap Sugianto terkadang tak mendapatkan solar karena habis.
“Kami dibatasi hanya dapat 80 liter solar di SPBU dan terkadang tidak dapat karena habis, jadi terpaksa beli di eceran dengan harga 10 ribu rupiah perliter,” ujarnya.
Sementara itu Pengelola SPBU Astambul 63.706.01 Muhammad As’ady mengungkapkan pihaknya mendapat kuota 5,6 Kilo liter perhari dari pertamina.
“Kadang sudah habis setengah hari atau sekitar 6 sampai 7 jam. Kita dapat 1 tangki perhari, terkadang antrian dipengaruhi keterlambatan datangnya tangki BBM-nya, dan disparitas harga, bio solar kami batasi,” ucap As’ady.
Sedangkan untuk antrian truk yang membeli solar di SPBU Astambul ini lumayan lancar, walau terkadang ada antrean panjang terjadi, karena meningkatnya permintaan.
Sementara itu Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan kebutuhan akan BBM kian meningkat seiring melonjaknya pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Karena itu Pertamina sambungnya akan memastikan ketersediaan BBM untuk kendaraan bermotor yang menggunakan solar subsidi.
“Memang saat ini ada kesulitan karena permintaan (BBM) mendadak meningkat akibat kegiatan ekonomi yang juga meningkat. Mudahan-mudahan bisa kita kembalikan, sehingga suplai untuk kendaraan yang memang berhak mendapatkan solar subsidi itu terpenuhi,” ujarnya.