TERAS7.COM – Setiap kali memasuki musim penghujan, masyarakat harus mulai waspada akan datangnya penyakit yang sering kali menimbulkan korban kematian yaitu demam berdarah.
Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini berawal dari genangan air hujan bersih di sekitar kita yang menjadi tempat nyamuk-nyamuk ini berkembang biak.
Di musim penghujan di penghujung tahun 2019 sudah terdapat puluhan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Banjar.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Banjar, Ikhwansyah melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Akhmad Mahmud pada Teras7.com saat ditemui di ruang kerjanya beberapa waktu yang lalu.
“Berdasarkan data kami dari bulan Oktober hingga 12 Desember terdapat 23 kasus DBD. Rinciannya ada 7 kasus di bulan Oktober, 10 kasus di bulan November dan 6 kasus hingga 12 Desember,” ungkapnya.
23 kasus DBD yang ditemukan tersebut lanjutnya lebih banyak ditemukan di daerah perkotaan, yaitu Kecamatan Martapura, sementara ini belum mencapai daerah-daerah pelosok.
Untuk mencegah DBD lanjut Akhmad Mahmud dapat dilakukan dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) agar mencegah nyamuk Aedes Aegypti bertelur digenangan air.
“Pertama dengan rutin menguras tempat air di rumah, apalagi kalau ada jentik-jentik di dalamnya. Kedua mengumpulkan barang-barang tak terpakai yang ada di sekitar rumah seperti kaleng dan sebagainya, buang atau kubur. DBD sendiri banyak terjadi di awal dan akhir musim penghujan yang hujannya masih belum terlalu deras, karena di pertengahan musim hujan biasanya cukup deras sehingga membuat barang-barang yang dapat menampung air terbalik,” ungkapnya.
Tahun ini untuk menekan jumlah kasus DBD di Kabupaten Banjar, Dinkes Banjar giat melakukan PSN melalui kader-kader PSN yang ada di setiap puskesmas dan membentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) 1 orang di setiap rumah.
“1 orang anggota keluarga di setiap rumah akan dilatih untuk menjadi Jumantik. Mereka yang akan memantau keberadaan jentik di rumah mereka dan sekitarnya. Kami sudah melakukan pelatihan bagi jumantik ini di beberapa wilayah sebagai percontohan,” jelas Akhmad Mahmud.
Dinkes Banjar tambah Kabid P2P ini menyatakan pihaknya akan berusaha keras menekan jumlah kasus DBD, termasuk intensif melakukan sosialisasi kebersihan lingkungan ke masyarakat untuk melakukan PSN, membagikan bubuk abate untuk menghambat pertumbuhan jentik dan membentuk jumantik hingga ke rumah-rumah.
“Selama beberapa tahun belakang jumlah kasus DBD mengalami penurunan, walaupun ada yang meninggal karena DBD tapi masih dalam katagori aman. Tapi kita patut waspada, kita punya siklus 5 tahunan DBD dimana pada tahun tersebut terjadi hingga 500 kasus yang sempat terjadi pada 2015 yang lalu. Tahun ini dan 2020 semoga angka DBD di Kabupaten Banjar dapat kita tekan dan siklus 5 tahunan tak terjadi lagi,” harap Akhmad Mahmud.