Hal yang menarik dari sebuah penelitian adalah metode yang digunakan untuk pembuktian hipotesis, tentu saja ini berlaku untuk jenis penelitian kuantitatif.
Salah satu cara yang biasa digunakan bernama analisis regresi, ringkasnya untuk mengetahui efek dari faktor X sebagai variabel bebas terhadap faktor Y yang independen.
Kian menarik lagi, jika menggunakan metode regresi berganda, itu artinya minimal ada dua faktor X yang mempengaruhi Y.
Artinya dua faktor ini bisa mempengaruhi masing-masing, ataupun secara bersama-sama.
Misalkan begini, pengaruh tingkat kemalasan dan banyaknya bahan bacaan terhadap jumlah tulisan yang dihasilkan seseorang.
Itu artinya, berdasarkan data yang ada, dengan menggunakan analisis regresi tersebut, bisa diambil kesimpulan seberapa besar sebenarnya hubungan tingkat kemalasan dan bahan bacaan itu dengan jumah tulisan.
Hasilnya tentu dibandingkan dengan praduga atau hipotesis di awal penelitian.
Hipotesis itu pun tentu disusun berdasarkan tulisan-tulisan dan teori terdahulu yang mendasari ide dari tulisan tersebut.
Mengapa tiba-tiba jadi teringat sebuah metode penelitian? Itu semaca-mata cuma sebagai contoh, bagaimana kita sebenarnya mencerna sebuah informasi yang disampaikan orang lain melalui berbagai media.
Sebenarnya setiap manusia mempunyai metode atau cara tersendiri dalam memproses informasi yang masuk ke pikiran dan kemudian membuat kesimpulan atas informasi yang didapatkan.
Masalah yang terjadi tentu, apabila data yang didapatkan itu tidak benar atau kurang tepat. Hal itu nantinya akan mengakibatkan kesimpulan yang tidak baik dan tidak sesuai fakta yang sebenarnya.
Kaitannya dengan regresi berganda di atas adalah, bahwa untuk melihat bagaimana pengaruh dua faktor terhadap satu objek saja, harus hati-hati dalam memprosesnya.
Belum lagi kalau ditarik mundur, dimana data sebelum dianalisis, alat ukurnya haruslah dinyatakan valid alias sahih, nantilah dibahas lagi di lain waktu.
Intinya, hati-hati dalam menerima opini seseorang, sebab namanya opini, sifatnya sangat objektif dan berdasarkan pemikiran si penulis, dengan sedikit harapan tentu agar yang membaca mengamini apa hasil pemikirannya.
Untuk itulah, perlunya proses cek ulang terhadap apapun informasi yang diterima, tidak bisa langsung ditelan bulat-bulat, karena informasi tak sesederhana tahu bulat, dan sering tidak digoreng dadakan.
Lebih-lebih di jaman sekarang, dimana sumber informasi sangatlah melimpah, kita harus lebih bijak lagi untuk menerima berita dan cerita dari orang lain, jangan langsung mempercayainya.
Apalagi caranya sekarang gampang sekali, tinggal buka halaman google, dan mencari tahu apakah sebuah fakta ataupun kisah itu benar adanya.
Memang, mau tidak mau supaya lebih tenang dalam menerima suatu informasi yang benar, manusia harus melakukan satu hal, secara berulang-ulang.
Dan bukankah hal itu adalah kata yang pertama dikatakan oleh malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW: Iqra.
Penulis : Dr. Rd. Sya’rani.
PNS Kabupaten Banjar