TERAS7.COM – Senin (17/02), di hadapan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Barito Kuala (Batola), Akhmad Rusihannoor, serta para anggota forkopimda yang mewakili, SKPD terkait, para camat dan undangan, Bupati Hj Noormiliyani AS menyentuh layar monitor online.
Demikianlah aktivitas orang nomor satu di Bumi Ije Jela itu menandai dicanangkannya Sensus Penduduk Online tahun 2020 (SP2020).
Pada pencanangan yang berlangsung Aula Selidah Marabahan ini, mantan ketua TPPKK Batola itu juga melakukan pengisian perdana Sensus Penduduk Online diikuti para anggota forkopimda, para pejabat, camat, dan undangan.
Sebelum prosesi pencanangan dilakukan, para hadirin diberikan penayangan video pencanangan Sensus Penduduk Online dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan penayangan video dukungan oleh Bupati Noormiliyani AS.
Untuk diketahui, SP2020 yang dilaksanakan BPS kali ini, akan dilaksanakan dengan metode kombinasi menggunakan data dukcapil sebagai data dasar untuk menghasilkan satu data kependudukan.
Selama ini, seperti diakui Bupati Noormiliyani, tidak adanya satu data bisa berdampak terhadap permasalahan lainnya. Misalnya saat menentukan bantuan yang tepat sasaran.
Pada kesempatan yang sama Bupati juga menceritakan tentang pengalamannya yang mencoba mengusulkan bantuan/tunjangan guru daerah terpencil/terluar seperti dari Kecamatan Kuripan, Tabunganen dan lainnya. Namun oleh Kementerian Pendidikan (Kemendik) ditolak karena alas an data yang diajukan tidak sesuai. Pihak Kemendik memberikan bantuan dengan pertimbangan daerah tertinggal yang datanya mengacu kepada Kementerian PDT.
Sedangkan usulan dengan kategori daerah terpencil atau terluar. Padahal untuk kategori daerah tertinggal yang mendapatkan bantuan pada waktu itu Kecamatan Alalak justru berada di daerah yang bisa diakses jalan darat dan dekat dengan ibukota provinsi.
“Dengan satu data akan semakin memudahkan arah dalam membangun,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BPS Batola, Akhmad Rusihannoor mengatakan, SP2020 ini dengan mengusung tema “Mencatat Indonesia Menuju Satu Data Kependudukan untuk Indonesia Maju”.
Dia menyebutkan, SP2020 dilaksanakan dengan memperhatikan mobilitas penduduk yang tinggi, ketersediaan data registrasi dan kemajuan teknologi. Yang menarik dan tak kalah penting, dalam pelaksanaan SP2020 terdapat dua perubahan mendasar yakni dengan metode kombinasi menggunakan data dukcapil sebagai data dasar untuk menghasilkan satu data kependudukan.
Selain itu, dilaksanakan pengumpulan data dengan dua moda dimana Sensus Penduduk Online dimulai 15 Februari – 31 Maret 2020 dengan cara mengakses web sensus.bps.go.id. Dan bagi masyarakat yang belum mengikuti SP Online akan didatangi petugas sensus untuk melakukan wawancara kuesioner pada bulan Juli 2020.
“Keberhasilan SP2020 ini sangat ditentukan faktor kunci yaitu partisipasi masyarakat untuk ikut serta memberikan jawaban jujur dan benar. Kami memerlukan dukungan dari semua pihak,” ucap Akhmad Rusihannoor.