TERAS7.COM – Di tepian Jalan A Yani Banjarbaru sering dijumpai ‘Manusia Gerobak’ yang mangkal dengan melibatkan bayi atau balita. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian dan penanganan serius dari dinas atau instansi terkait. Salah satunya adalah Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Banjarbaru.
Kabid PPUD melalui PPNS seksi Opsdal Satpol PP Kota Banjarbaru Yanto Hidayat menyampaikan, permasalahan pemulung yang menggunakan gerobak sebagai alat untuk beroperasi dan melibatkan anak di bawah umur, dinilainya dapat mengurangi nilai estetika, keindahan serta kenyamanan sebuah kota.
Yanto menerangkan, Satpol PP juga rutin melaksanakan penertiban, dan diarahkan agar ‘Manusia Gerobak’ tersebut tidak beroperasi lagi di Jalan A Yani Banjarbaru. Tapi mereka lebih nyaman di Jalan A Yani.
Menurutnya, para ‘Manusia Gerobak’ sepertinya merasa lebih nyaman dan betah dengan ‘Profesi’ tersebut dengan alasan tidak memiliki keahlian maupun pekerjaan.
Satpol PP Kota Banjarbaru, Yanto melanjutkan, selalu melakukan kegiatan rutin, kalau ditemukan, mereka diarahkan agar tidak lagi beroperasi di Jalan A Yani. “Itulah yang bisa kami perbuat. Namun dalam Perda, orang-orang tersebut harus dibina, pembinaannya bisa macam-macam, diberikan teknis atau bimtek,” ia menambahkan.
“Sebenarnya dari fisik mereka masih kuat, bekerja sebagai buruh cuci atau sebagainya masih bisa kok selain pada pekerjaan itu,” terang Yanto.
Sementara itu, Maulana (40) salah seorang pemulung (Manusia Gerobak) mengaku, ia bersama istrinya menjalani ‘Profesi’ tersebut dalam kurun waktu 2 tahun terakhir dengan penghasilan yang tidak menentu.
Selain memulung, Maulana menerangkan, juga sering diminta tolong untuk membuangkan sampah orang, untuk kemudian diberi upah. Sedangkan untuk berbagai macam kotak, dijual lagi. “Kalau penghasilan harian dari menjual kotak-kotak (bekas),” tambahnya.
Terkait tentang adanya larangan dan himbauan dari Satpol PP Kota Banjarbaru agar para ‘Manusia Gerobak’ tidak lagi beroperasi sepanjang Jalan A Yani Banjarbaru, Maulana mengaku bingung dan pasrah. “Bagaimana aku mencari makan kalau tidak diperbolehkan lagi beroperasi. Terserah mereka saja, daripada aku mencuri,” ucapnya lirih.