TERAS7.COM – Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menyatakan siap turut serta mencegah maraknya politik uang di Pilkada 2020, khususnya di Kota Banjarmasin.
Tekad mereka itu mencuat ketika kedua organisasi tersebut ‘Singgah ke Bawaslu’ untuk bersilaturrahmi dan dialog terbuka sebagai wujud partisipasi dan keperdulian daerah, pada Kamis (06/22) di kantin pengawasan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Banjarmasin.
Organisasi kemahasiswaan seperti PMII dan KAMMi tentu memiliki kader-kader yang banyak dan luar biasa, sehingga bisa membantu bawaslu dalam mensoaialisasikan dan pengawasan secara massif.
Ketua Umum KAMMI Banjarmasin, Alfi menuturkan, kedatangan pihaknya ke Bawaslu Banjarmasin, untuk bersilaturrahmi dan memiliki program yang bertujuan untuk bersama-sama melakukan pengawalan dan pencerdasan pada Pilkada kali ini.
“Bentuk pengawalan KAMMI, akan menjadi pemantau pada Pilkada tahun ini dan akan melaksanakan pencerdasan tentang pemilu yang bertujuan untuk lebih memberikan pemahaman terhadap pemilu,” beber Alfi.
Bahkan, sambungnya, KAMMI sudah siap akan mengobarkan gerakan tolak politik uang secara massif.
Senada, Faisal Ketua PMII Kalsel menegaskan, pihaknya akan selalu mendorong Bawaslu Banjarmasin melakukan optimalisasi terhadap kegiatan yang berorientasi pada pendidikan hukum bagi masyarakat sebagai bentuk pencegahan politik uang, karena masih banyak calon yang memberi dan masyarakat yang siap menerima.
Empat komisioner Bawaslu Banjarmasin, HM Yasar, Rahmadiansyah, Subhani, dan Mastawan menyambut hangat kedatangan para agent of change itu. Sementara komisioner yang satunya, Munawar Khalil sedang dinas luar, mengikuti Sosialisasi Pembentukan PPID yang digelar Bawaslu Kalsel.
Ketua Bawaslu Kota Banjarmasin, HM Yasar Lc menyebutkan, dari hasil survei yang oleh salah satu lembaga pada Desember 2019 sesuai yang diberitakan salah satu media daring, menyebutkan ada sekitar 74 persen responden justru memilih calon karena politik uang (money politics) sehingga menjadi atensi besar bagi Bawaslu. “Dan perlu gerakan massif mengantisipasinya,” ucapnya.
Menurut alumnus Universitas al-Azhar Mesir itu, kehadiran kawan-kawan mahasiswa tersebut sebagai solusi konkrit untuk menjaga pemilihan yang berintegritas.
Masih menurut Yasar, organisasi kemahasiswaan seperti PMII dan KAMMi tentu memiliki kader-kader yang banyak dan luar biasa, sehingga bisa membantu Bawaslu mensosialisasikan dan pengawasan secara massif.