TERAS7.COM – Balangan masuk nominasi dalam program pemerintah Inovasi Pelayanan publik, di bidang kesehatan. Inovasi pelayanan publik merupakan tren baru yang digalakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, yang mana selama ini dilombakan dengan perangkingan tertentu.
Adapun program tersebut adalah Puskesmas Berjalan di Tapal Batas (Pubertas) yang kini telah masuk dalam di top 45 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2021. Pubertas ini merupakan pelayanan kesehatan secara jemput bola, dengan mengirimkan tenaga medis untuk melayani kesehatan warga pedalaman di Balangan.
Disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan, Erwan Mega Karya Latif bahwa program Pubertas ini, sebenarnya merupakan program lanjutan dan telah lama dijalankan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Balangan.
“Itu sebenarnya adalah program lanjutan dari program kami yang lama, istilah kami dahulu menyebutnya ‘Yang Dacil (Pelayanan Daerah Terpencil)’ yang dimulai kira-kira di tahun 2013 atau 2014 di sekitar tahun tersebut. Hanya saja waktu itu sumber dananya dari pusat, bekerjasama dengan provinsi melakukan pelayanan di daerah terpencil,” jelas Irwan Mega Karya Latif, ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (02/08/2021).
Kemudian, lanjut Irwan, di tahun 2015 kucuran dana pusat dihentikan, meskipun demikian, tetapi pihaknya tetap melanjutkan program tersebut dengan menggunakan dana APBD hingga sekarang ini.
Saat ini, ada dua wilayah yang melaksanakan program tersebut yaitu Puskesmas Tebing-Tinggi dan Puskesmas Uren karena memang dua wilayahnya tersebut memiliki wilayah terpencil. Di Puskesmas Uren ada enam anak desa yang diberikan pelayanan dan di Puskesmas Tebing-Tinggi ada satu anak Desa, yang mana jalan menuju wilayah wilayah tersebut tidak bisa ditempuh dengan roda dua, sehingga harus berjalan kaki hingga berjam-jam.
“Singkat saja awalnya kita ingin, meningkatkan pelayanan kita kepada masyarakat, karena kalau menunggu mereka yang berkunjung itu agak susah, atau meningkatkan kesadaran mereka untuk berobat itu agak susah, karena kita pahamilah masyarakat daerah atas itu lebih banyak menganut sistem kepercayaan tradisional. Jadi dengan sistem yang ada ini kami melakukan pendekatan gak langsung. Intinya tujuannya bukan hanya pengobatan tetapi keseluruhan, jadi kita juga melakukan pendekatan untuk perubahan perilaku, agar semua masyarakat terlayani walaupun tidak bisa setiap saat,” timpal Irwan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pelayanan ini biasa pihaknya laksanakan setiap satu wilayah, yaitu setiap tiga bulan, mengingat penyesuaian kegiatan masyarakat di sana. “Karena kalau di hari hari biasa, masyarakat sangat jarang ditemui dikarenakan bekerja di hutan dan menetap selama beberapa hari di hutan, tetapi biasanya mereka akan berkumpul ketika ada acara-acara adat, hingga kita menyesuaikan,” tambahnya.
Terpisah, Plt. Kepala UPTD Puskesmas Uren, Rahmat Yusliansyah berharap agar inovasi ini selalu berkembang dan berkelanjutan, serta dapat terus meningkatkan elemen di dalam pelaksanaannya.
“Ada 27 elemen pelaksanaan penilaian SPM dan juga tambahan UKM lain yang akan kita tingkatkan,” tutupnya.