TERAS7.COM – Proyek revitaliasi kawasan Sekumpul tahap 1 mendapatkan sorotan dari Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) karena hasil pengerjaannya yang dinilai memprihatinkan.
“Setelah tadi kami cek ternyata kualitas (proyek revitalisasi kawasan Sekumpul) sangat memprihatinkan,” ujar Anggota Komisi V DPR RI, Sudewo.
Oleh karenanya, ia meminta Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI dapat bertindak tegas terhadap pelaksana konstruksi atau kontraktor untuk bisa memperbaiki proyek yang dianggapnya memprihatinkan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, PT Cahaya Sriwijaya Abadi (CSA) melalui Project Manager (PM), Arie Widodo mengaku bahwa pihaknya selaku kontraktror sudah melaksanakan pengerjaan revitalisasi kawasan Sekumpul tahap 1 sesuai dengan spesifikasi yang ada di Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (RKS).
“Kami selaku kontraktor sudah melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan spek yang tercantum dalam RAB dan RKS,” ujarnya. Kamis (16/06/2022).
Lalu, terkait guiding block atau jalur disabilitas yang menggunakan bahan karet, menurutnya juga sudah mengikuti dengan perencanaan yang tercantum dalam RAB dan RKS.
Lanjutnya, saat pengerjaan pun, pihaknya selalu berkoordinasi dengan konsultan dan Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) selaku pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
Dalam masa pemeliharaan ini, pihaknya selaku kontraktor berjanji akan bertanggung jawab terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi di proyek revitalisasi kawasan Sekumpul tahap 1 tersebut.
“Kami akan memperbaiki semuanya dengan kekuatan yang dimiliki, intinya kita akan perbaiki semuanya, seperti apa yang diharapkan masyarakat,” terangnya.
Lebih jauh, Arie juga menampik tudingan pihaknya selaku kontraktor utama telah melakukan subkontrak ke pihak kontraktor lain dalam proyek pengerjaan tersebut.
Menurutnya, fakta yang terjadi sebenarnya adalah, pihaknya memberikan pekerjaan ke pihak yang ahli dalam pengerjaan proyek tersebut.
“Jadi sebetulnya, pekerjaannya bukan disubkan seperti dari perusahan ini ke perusahaan lain itu tidak benar, yang kita sub kan itu hanya ke pihak yang ahli dalam bidangnya, misalnya ke ahli paving, nah itu kita bayar upahnya ke mereka, jadi tetap dibawah kendali kami semua,” ungkapnya.
Jika diminta Kementrian PUPR untuk memperbaiki pekerjaan revitaliasi kawasan Sekumpul tahap 1 ini, pihaknya mengaku siap melaksanakannya, sebab masih masuk dalam masa pemeliharaan.
Kendati dalam pemeliharaan ini ada penambahan biaya untuk perbaikan, menurutnya itu sudah menjadi resiko pihaknya selaku kontraktor proyek revitalisasi kawasan Sekumpul tahap 1 tersebut.
“Intinya kita ingin hasil perbaikan dalam masa pemeliharaan ini maksimal,” tandasnya.