TERAS7.COM – Kejadian ribuan ikan mati mendadak terjadi menimpa para petani ikan yang menggunakan aliran air dari Bendungan Riam Kanan, Kabupaten Banjar, pada Senin (05/06/2023).
Ternyata, hal ini pernah terjadi pada 2019 lalu, namun untuk kejadian terbaru ini belum diketahui berapa banyak ikan yang mati.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Perikanan Budidaya DKPP Kabupaten Banjar, Sipliansyah Hartani. Ia mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan dari pada petani ikan, jumlah dan penyebab pasti ikan mati.
“Kita mendapatkan laporan dari warga atau para petani ikan keramba tadi malam,” ungkapnya.
Saat tim Teras7.com menanyakan terkait kematian ikan yang mendadak kepada Sipliansyah, mengatakan bahwa debit air yang kurang untuk alirannya.
“Jadi dari pihak Bendungan Riam Kanan, mungkin ada beberapa pintu turbin yang ditutup, sehingga aliran air berkurang serta kadar oksigen dalam air pun ikut berkurang,” jelasnya.
Ia menambahkan yang semestinya paling rendah di sungai 4 mg/L, saat pagi diukur 0,6 mg/L sampai 0,7 mg/L, tidak sampai 1 mg/L untuk kadar oksigennya.
“Ini yang mengakibatnya kematian ikan, serta kita berkordinasi dengan pihak PLN khususnya pengelola Bendungan Riam Kanan, bisa tidak mereka membukakan airnya lagi agar dapat mengalir dan oksigennya naik,” terangnya.
Ia menyarankan kepada pembudidaya ikan atau petani ikan untuk membuat air mancur yang menggunakan mesin air diarahkan ke keramba agar kadar oksigen bertambah.
“Kita juga sedang menyiapkan pengumuman untuk para pembudidaya ikan atau peternak ikan sepanjang aliran Bendungan Riam Kanan sampai Martapura, langkah-langkah apa yang harus di ambil untuk mengurangi kematian ikan,” jelasnya.
Di tempat lain pembudidaya ikan atau perternak ikan, Heru Akbar mengatakan jumlah kerugian pada ikan yang mati masal tersebut kurang lebih Rp 1 miliar dari semuanya.
“Untuk satu keramba modalnya 25 juta, dan yang mati sudah saya kubur,” pungkasnya.