TERAS7.COM – Sentra perdagangan sapi di Kabupaten Barito Kuala (Batola) berada di Kecamatan Mandastana dan Kecamatan Rantau Badauh. Sementara sentra perkembangbiakan sapi terletak di Kecamatan Wanaraya dan Kecamatan Barambai.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriiner Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batola, Heny Dyah Istiningsih, di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Dikatakan Heny Dyah Istiningsih, keberadaan sapi di sentra perdagangan sapi di wilayah Kecamatan Mandastana dan Kecamatan Rantau Badauh dipastikan aman dan layak untuk kurban. Pasal, lanjut Heny, pihaknya rutin melakukan monitoring.
Ia menambahkan, sapi-sapi di wilayah Kecamatan Mandastana dan Kecamatan Rantau Badauh tersebut didatangkan dari Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur melalui kapal kargo oleh pedagang antar pulau.
“Satu trip kapal kargo ternak itu bisa memuat hingga 500 ekor,” timpalnya.
Heny menegaskan, sapi yang masuk Kabupaten Batola sudah bebas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), dibuktikan dengan barkode yang terpasang di telinga sapi.
“Karena Indonesia belum bebas PMK, maka kami antisipasi. Barcode itu bisa dilihat dengan aplikasi, sehingga dapat diketahui jumlah vaksin dan booster PMK,” terangnya.
Lebih lanjut, kata Heny, pihaknya akan melakukan pengecekan kondisi hewan kurban, kendati hingga saat ini belum ada permintaan pengecekan hewan kurban yang akan disembelih untuk ibadah kurban.
Ia menyebutkan, biasanya pengecekan dilakukan di lima lokasi sebagai sampel. Dan jika hewan kurban sudah dipotong, pihaknya akan melakukan pengecekan dengan melihat kondisi daging.
“Kami juga melihat standar tempat pemotongan dan hewan kurbannya,” pungkas Heny.