TERAS7.COM – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Provinsi Kalimantan Selatan, khususnya untuk jenjang SMA dan SMK dipastikan belum bisa dilakukan.
Diakui oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Muhammad Yusuf Effendi bahwa memang Pemerintah Republik Indonesia meninginkan agar PTM dilakukan di awal tahun 2021.
“Memang di dorong agar belajar tatap muka mulai di semester genap, tetapi kewenangannya tetap diserahkan ke pemerintah daerah,” ujarnya kepada jurnalis Teras7.com. Selasa (12/01).
Meskipun hal tersebut tertunda, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel telah meminta kepada seluruh satuan pendidikan tingkat SMA/SMK/SLB agar dapat menyiapkan langkah-langkah persiapan.
“Jadi kita meminta keseluruh satuan pendidikan dari SMA, SMK, SLB untuk mengambil langkah-langkah persiapan yang nantinya dilaporkan ke kami,” ucapnya.
“Kami minta langkah-langkah persiapan itu dilaporkan agar menjadi bahan atau referensi untuk dibahas lebih lanjut, baik di internal maupun lintas SKPD terkait,” tambahnya.
Diungkapkan oleh Muhammad Yusuf Effendi bahwa dari sebagian guru yang sudah mulai bekerja ada yang terpapar Covid-19, jika Pembelajaran Tatap Muka dilakukan dikhawatirkan akan menimbulkan klaster penyebaran baru.
Jadi, Kadisdikbud Kalsel ini meminta agar jangan gegabah dalam melakukan Pembelajaran Tatap Muka, karena kesehatan dan keselamatan peserta didik dan warga sekolah merupakan hal yang paling utama.
“Maka saya tegaskan jangan gegabah, harus tenang, karena yang lebih kita utamakan adalah menjamin kesehatan dan keselamatan peserta didik serta warga sekolah,” pintanya.
Dirinya juga mengatakan bahwa pihaknya mempunyai alternatif pembelajaran lain untuk peserta didik di pelosok yang tidak mampu mengikuti pembelajar daring.
Disebutkannya bahwa ada 2 atlernatif penggati pembelajaran daring di pelosok yaitu dengan cara Pembelajaran Loring dan Home Visit.
“Loring itu sama dengan offline namum kita atur, jadi dia tidak belajar di sekolah tapi hanya mengambil modul dan penugasan yang tetap dikerjakan di rumah,” katanya.
“Kalau loring tidak bisa dilakukan maka guru diwajibkan untuk berkunjung ke rumah murid,” tambahnya.
Sementara itu, Baim peserta didik yang merasakan pembelajaran daring megakui bahwa dirinya tidak bisa maksimal dalam meingkuti pelajaran.
“Tidak bisa tatap muka langsung sama guru, agak susah dan jadi kurang maksimal,” ujar Baim.
Meskipun begitu Baim menilai sisi positif dari pembelajaran daring adalah bisa lebih sering interaksi dengan orang tua, sehingga hubungan dengan orang tua semakin dekat, serta mampu meminimalisir penyebaran dan penularan Covid-19.