TERAS7.COM – Program Bus Angkutan Sekolah atau Bungas yang diujicobakan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Banjar cukup ditanggapi cukup antusias oleh orang tua siswa dan sekolah yang menjadi pilot project program Bungas, akan tetapi belum ada kejelaskan tentang kelanjutan program ini.
Saat di temui usai Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Banjar bersama Bupati Banjar di Gedung DPRD Kabupaten Banjar pada senin siang (21/1), Kepala Dishub Banjar, Aidil Basith memberikan kabar gembira program Bungas akan segera direalisasikan dalam waktu dekat.
“Bungas sendiri adalah program yang sudah kami uji coba secara mandiri bekerjasama dengan organda. Jadi program ini berupa angkutan berbayar untuk antar dan jemput bagi pelajar di kota Martapura,” terang Kadishub ini.
Aidil Basit menjelaskan bahwa peran Dishub dalam program ini adalah sebagai inisiator dan mediator antara sekolah dan orang tua siswa dengan pihak organda dan supir angkot untuk merealisasikan program ini.
“Jadi kami dapat mengatur jadwal angkutan bisa tetap, juga membantu supir angkot agar ada angkutan setiap hari juga menekan pelanggaran di jalan yang dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas akibat pelajar tidak memiliki SIM. Selain itu juga ada kepastian bagi pelajar untuk di antar dan di jemput, orang tuanya tenang dan sekolah dapat menerapkan disiplin tepat waktu bagi pelajar,” ungkap Aidil Basith.
Aidil Basith pun menjelaskan alasan mengapa kendaraan yang digunakan adalah angkot hijau, bukan bus dalam program yang pada waktu uji cobanya melibatkan 5 sekolah yaitu SMPN 1 Martapura, SMPN 3 Martapura, MTsN Model Martapura, MTs Antasari dan MTs Hidayatullah ini.
“Pertama kita ingin menghidupkan kembali angkot di Kabupaten Banjar yang keberadaannya kembang kempis, antara hidup segan mati tak mau. Juga karena jalur kita sempit, kalau digunakan bus besar pasti akan menimbulkan kemacetan. Juga dalam definisi Dishub, yang disebut dengan bus itu adalah mobil yang dapat mengangkut 12 orang atau lebih, nah angkot termasuk katagori itu. Nanti saat realisasinya, angkot akan diberikan stiker khusus sehingga pada jam tertentu bisa bebas dari jalur trayeknya,” ujarnya.
Ia pun menambahkan pada bulan februari atau paling lambat bulan maret program ini sudah direalisasikan dengan melihat kemampuan anggaran yang ada dan di bentuk tim khusus untuk merealisasikan program ini di lapangan.
Kadishub ini pun memaparkan bahwa program Bungas ini berbayar bagi pelajar karena keuangan pemerintah daerah tidak sanggup untuk menggratiskan biaya angkutan pelajar dalam program ini.
“Sementara program ini jadi stimulan saja, nanti kita tunggu tanggapan pimpinan daerah dan dewan. Kalau langsung digratiskan belum tentu menguntungkan, bisa-bisa kami salah memberikan subsidi pada orang yang tidak pas. Kalau yang diberikan subsidi orang yang tidak mampu tidak masalah, tapi kalau orang tuanya memakai gelang sampai ke siku kan tidak pas,” tutupnya.