TERAS7.COM – Nasib malang dialami Aisyah. Ia terlahir dengan kondisi tidak sempurna. Anak kedua dari pasangan Abdul Hamid (33) dan Dewi Riana (23) yang berlamat di Desa Puntik Tengah Ray IV RT 03 Kecamatan Mandatana ini ususnya perutnya menjulur dari lubang pusar atau dalam istilah kedoktoren disebut omfalokel.
Tak hanya itu, bayi yang baru lahir di Poskesdes Puntik Tengah pada Rabu 29 Juli 2020 sekitar pukul 09.00 wita itu, juga mengalami kelainan bawaan lainnya seperti bibir sumbing, telinga kanan kecil tanpa lobang serta mengalami jantung bocor. Padahal usia kelahirannya tergolong mencukupi dengan bobot 2,8 kilogram.
Ayah bayi, Abdul Hamid, mengaku sama sekali tidak mempunyai firasat anak keduanya itu bakal mengalami kelainan. Mengingat saat hamil isterinya juga sering melakukan pemeriksaan bahkan sempat dua kali melakukan USG di Banjarmasin pada usia 4 dan 7 bulan kandungan.
Saat ini bayi sudah ditangani pihak RSUD Abdul Aziz Marabahan. Ia dibawa orangtuanya beberapa saat setelah lahir usai mengantongi surat rujukan dari poskesdes yang menanganinya.
Kasus kelahiran kelainan bawaan ini mendapat perhatian Bupati Batola Hj Noormiliyani AS. Ia minta bayi tersebut mendapat penanganan serius serta dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin.
“Saya harapkan bayi itu dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin, kalau bisa hari ini juga,” ucapnya di sela memberikan bantuan dari Yayasan Sedekah Peduli Batola Crisis Centre Covid-19 di Aula Selidah Pemkab Batola.
Menyinggung tentang biaya penanganan, mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu menyatakan, akan memikirkan di luar BPJS.
Mengingat saat ini Pemkab Batola telah menghentikan kerjasamanya dengan BPJS terutama untuk warga tidak mampu.
“Jika memang menggunakan BPJS juga kemungkinan yang mandiri,” paparnya.
Demi meringankan biaya pengobatan, Aisyah mendapat bantuan dari Yayasan Sedekah Kemanusiaan yang dikelola Bupati Batola Hj Noormiliyani AS.
Di sisi lain, Hamid masih menjadi peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS). Sedangkan Dewi sempat menjadi anggota BPJS mandiri tiga tahun lalu.
Dr Adi Hijaz Yamani SpA, Dokter Spesialis Anak RSUD Abdul Aziz Marabahan, yang menangani Aisyah menerangkan, kecenderungan kelainan yang dialami bayi pasangan Abdul Hamid dan Dewi Riana ini adalah kelainan kongenital yang terjadi dalam kandungan.
Mengingat jenis kelainan bawaan yang terjadi cukup banyak seperti penyakit jantung bawaan, kelainan bibir sumbing, ompalokel (usus yang keluar dari perut), dan telinga kanan kecil tanpa lobang.
Hijaz mengutarakan, mestinya kelainan bawaan yang dialami Aisyah ini bisa terdeteksi ketika dalam kandungan jika ibunya sering dilakukan pemeriksaan USG dari usia 8 – 12 minggu. Sedangkan pemicunya bermacam-macam bisa saja karena ibunya sakit, mungkin karena konsumsi obat, atau akibat makanan yang bisa mengganggu pertumbuhan janin.
Namun demikian, jelas Hijaz, kondisi bayi saat ini masih stabil dengan dilakukannya pemasangan infus dengan oksigen masker, dengan infus gula dextrose, infus protein plus diet3 lewat selang.
Direktur RSUD Abdul Aziz Marabahan dr Fathurrahman menyatakan, mengupayakan melakukan rujukan penanganan Aisyah ke RSUD Ulin Banjarmasin sesuai yang diinginkan bupati.
Mengingat kendala yang terjadi di RSUD Abdul Aziz Marabahan terdapat radiologi yang mengalami kerusakan juga tidak memiliki echocardiography yang diperlukan untuk menegakan diagnosis termasuk melakukan anatomi jantung.
“Jika memungkinkan hari ini juga pasien akan kita rujuk namun sebagaimana yang sering kita lakukan biasanya terlebih dahulu dilakukan koordinasi ke pihak RSUD Ulin apa mungkin menerima rujukan,” katanya.