TERAS7.COM – Sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), Suwito sudah senang dengan wayang. Kesenangannya itu disalurkan menjadi sebuah karya.
Membuat wayang kulit itu terbilang njelimet (rumit), proses pertamanya kulit kerbau dibersihkan dari bulunya kemudian di jemur, setelah kulit kering baru membuat sketsa wayang di atasnya.
Semangatnya luar biasa, Suwito terbilang tekun dan pekerja keras, selain membuat wayang dirinya juga nyambi dalang, tak berhenti di situ setiap malam juga berjualan pentol corah di depan SDN Karangtengah 4 Ngawi.
Laki-laki (58) tahun ini asli Desa Tanjungrejo RT 08 RW 04, Kecamatan/Kabupaten Ngawi. “Saya awalnya membuat wayang dari kertas semen, sekian lama belajar akhirnya saya ganti medianya menjadi kulit kerbau,” kata Suwito, Senin (08/03/2021).
Lanjutnya, untuk harga tergantung dari kerumitan wayang. “Yang ukuran 40 Cm saya bandrol dengan harga Rp. 500ribu, sedangkan yang lebih besar saya bandrol Rp. 1Juta sampai Rp. 2Jutaan,” ungkap Suwito.
Peminat karya Suwito tak hanya lingkup Kota Ngawi saja, dirinya menjelaskan, “Ada yang pesan dari luar Kota Ngawi seperti, Pemalang, Blora, Kalau untuk luar Jawa Alhamdulillah dari NTB juga ada yang memesan,” jelasnya.
Penuh kehati-hatian Suwito dalam menggambar sketsa semar salah satu tokoh dalam pewayangan jawa, di sela-sela penutupnya Suwito berkata kepada Teras7.com, “Butuh waktu lima hari sampai dua Minggu untuk membuat satu wayang, hanya dibutuhkan lima warna dasar saja untuk mewarnai wayang yakni putih, merah, biru, kuning dan hitam,” tutupnya.