TERAS7.COM – Sektor perikanan di Kabupaten Banjar menjadi salah satu sektor yang mendapatkan dampak cukup besar akibat banjir yang melanda beberapa waktu yang lalu.
Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Banjar, HM. Riza Dauly saat ditemui pada Jumat (22/1) yang lalu mengungkapkan pihaknya masih mendata kerugian di sektor perikanan, khususnya yang terjadi di 12 kecamatan yang terdampak banjir.
“Hingga saat ini masih kami terus lakukan pendataan. Berdasarkan data sangat sementara per 19 Januari 2021, kami mengestimasi ada 1836 rumah tangga petani perikanan yang terdampak, terdiri atas 1211 rumah tangga di kolam dan 625 rumah tangga di Keramba Jaring Apung (KJA),” ungkapnya.
Luas kolam perikanan yang terdampak pun diperkirakan sebesar 396 hektar kolam perikanan, 34 unit keramba dan 2348 KJA.
“Kerugian dari sektor produksi ikan sendiri seluruhnya sekitar 70 miliar. Kami sendiri masih mengumpulkan data individu pembudidaya, berapa yang terdampak, baik ikannya yang mati maupun hanyut terdampak banjir,” sebutnya.
Di sisi pengolahan hasil ikan sendiri lanjut HM. Riza Dauly ada sekitar 60 rumah tangga dan pemasar yang terdampak.
“Pengolahan hasil ikan yang terdampak ada di Martapura, Martapura Barat, Martapura Timur dan Kertak Hanyar, rata-rata memproduksi ikan asin, abon, kerupuk dan lainnya, total kerugian sekitar 115 juta rupiah,” terangnya.
Data tersebut sementara jelas HM. Riza Dauly karena saat melakukan pendataan, masyarakat yang terdampak masih tergoncang secara psikologis akibat bencana ini menolak memberikan informasi, sehingga pihaknya menunggu masyarakat tenang secara psikologis.
Walaupun terjadi kerusakan pada KJA di Karang Intan dan banjir yang merendam kolam, stok ikan di Kabupaten Banjar kata Ketua Umum FAJI Kabupaten Banjar ini masih cukup.
“Stok ikan kita masih ada di beberapa keramba dan KJA di waduk Riam Kanan yang masih dapat terus berproduksi serta dari kolam yang terdampak di Martapura, Martapura Barat dan Karang Intan. Produksinya sekitar 210 ton, jika rata-rata konsumsi perorang rata-rata 20 gram, masih tersedia 210 juta gram protein ikan. Jenis ikan yang bertahan adalah nila dan patin,” jelasnya.
Disisi lain akibat terendamnya kolam dan keramba membuat ikan-ikan yang dibudidayakan lepas dan dapat menjadi stok perikanan tangkapan di perairan umum seperti sawah, sungai dan saluran irigasi.
Pasca banjir ini, Diskan Banjar berusaha memulihkan kondisi ini setelah tanggap darurat selesai dengan melakukan pendataan hingga by name by address bagi pembudidaya yang terdampak, baik kelompok pembudidaya, badan usaha hingga pembudidaya ikan kecil.
“Kita mengusahakan ada klaster bantuan agar sektor perikanan tetap tumbuh dengan berbagai bantuan, baik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel sehingga bisa memulihkan kembali sektor perikanan. Bantuan tersebut bisa non struktural akses ke permodalan ringan bagi pembudidaya, hingga structural misalnya kita beri start up seperti benih, indukan, pakan hingga sarana budidaya. Ini yang akan kita koordinasikan baik ke pemerintah pusat maupun provinsi,” jelas HM. Riza Dauly.