TERAS7.COM – Kabupaten Banjar memiliki banyak potensi usaha pertanian, antara lain usaha pertanian bunga melati, mawar dan kenanga yang menjadi salah satu sektor yang diunggulkan.
Dengan lahan seluas 100 hektar yang tersebar di 2 kecamatan, yaitu Martapura Kota dan Karang Intan, banyak ragam hasil olahan bunga yang bisa dikembangkan.
Jika selama ini, bunga-bunga yang dipanen dari 2 kecamatan ini hanya menjadi hiasan bunga dan bunga untuk pemakaman, sekarang Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) membuat inovasi baru.
Inovasi yang dilakukan Disperindag ini adalah pengolahan bunga-bunga hasil panen tersebut menjadi minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Hal ini dilaksanakan Disperindag melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Hilirisasi Minyak Atsiri yang dibuka oleh Ketua TP PKK Kabupaten Banjar, Hj. Raudhatul Wardiyah di Aula Kantor Disperindag Kabupaten Banjar pada Senin (22/4).
Bimtek yang akan dilaksanakan selama 5 hari mulai 22 April hingga 26 April 2019 ini diikuti oleh 20 orang peserta yang berasal dari Industri Kecil Menengah (IKM) Minyak Atsiri dan masyarakat dari Bincau, Labian Tabu, Jingah Habang Ilir, Jingah Habang Ulu dan Mali-Mali.
Ketua TP PKK Kabupaten Banjar, Hj. Raudhatul Wardiyah berharap bimtek ini dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dan menurunkan tingkat pengangguran.
“Kita berharap peserta nantinya dapat mengolah hasil bahan baku bunga menjadi minyak atsiri. Selama ini bunga melati, mawar dan kenanga hanya dijual dalam bentuk mentah untuk berbagai keperluan seperti perkawinan dan hari besar islam,” ujarnya.
Raudhatul Wardiyah yang juga merupakan ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranesda) Kabupaten Banjar ini menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan bimtek ini.
“Saya harap peserta dapat memanfaatkan ilmu yg didapat disini dan bisa diterapkan di daerah masing-masing. Ikuti hingga tuntas dan selesai. Semoga dapat mendorong naiknya penghasilan dan pendapatan ekonomi keluarga nantinya,” ucapnya.
Sementara itu, Kabid Industri Argo Dinas Perindustrian Provinsi Kalimantan Selatan, Hasanudin mengungkapkan bimtek ini merupakan program pemerintah pusat yang dijalankan oleh pemerintah provinsi dengan dana dekonsentrasi.
“Tujuan kami untuk mengembangkan IKM dan wirausaha di daerah sesuai dengan potensi masing-masing. Kabupaten Banjar punya potensi hasil pertanian seperti bunga yang kita kembangkan dengan hilirisasi produksi minyak atsiri dari bahan baku tanaman disekitar,” terangnya.
Ia optimis dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Banjar yang mampu melakukan hilirisasi hasil pertanian berupa bunga melati, mawar dan kenanga menjadi minyak atsiri.
“Kami optimis berhasil, sehingga peserta bimtek akan dibina agar berkembang dan memiliki daya saing. Misalnya produk minyak atsiri mereka akan didistribusikan ke hotel, spa dan sesama IKM dulu. Kita mulai dari bawah dulu,” tukas Hasanudin.