TERAS7.COM – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Banjar mengkonfirmasi setelah dicabutnya WFH (work from home) atau bekerja di rumah di Kabupaten Banjar, mulai ada Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemkab Banjar yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Hal ini ungkapkan oleh juru bicara GTPP Covid-19 Banjar, dr Diauddin pada awak media pada Sabtu (1/8).
“Seperti Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Dinas Pendidikan (Disdik), Dinas Kependudukan dna Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Lembaga Permasyarakatan (LP), Dinas Kesehatan (Dinkes) serta Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Banjar. Oleh karena itu ada rencana untuk kembali WFH,” kata Diauddin.
Diauddin mengakui setelah dicabutnya WFH ini, peningkatan kasus terpapar Covid-19 terjadi sangat signifikan dan menjadi klaster baru di perkantoran.
“Salah satunya adalah di instansi saya sendiri. Kita telah melakukan swab kepada dua bidang di Dinkes Banjar dan hasilnya ada 13 orang yang dinyatakan positif. Alhamdulillah saya sendiri dinyatakan negatif atau tidak terpapar Covid-19,” bebernya.
Kadinkes Banjar menambahkan ASN yang positif ini sebagian besarnya sudah berada di rumah karantina Guest House Sultan Sulaiman, sementara untuk karyawan yang dinyatakan negatif akan tetap bekerja seperti biasa.
“Sedangkan karyawan yang menunggu hasil tesnya dirumahkan untuk sementara waktu. Hal ini bertujuan agar memutus mata rantai penularan lebih banyak lagi. Bagi karyawan yang dinyatakan negatif akan bekerja seperti biasa, namun dengan cara shift kerja,” ucapnya.
Kantor Dinkes Banjar sendiri lanjut Diauddin tidak boleh kosong, karena pihaknya masih harus membina puskesmas di Kabupaten Banjar, apalagi pada bulan Agustus 2020 ini ada jadwal kegiatan imunisasi anak sekolah berupa pemberian vitamin A.
“Demikian pula dengan Pusat Pelayanan Terpadu (Posyandu) juga dituntut target oleh pemerintah pusat. Tapi untuk target pastinya tidak akan bisa tercapai, terlebih untuk target anak sekolah karena seluruh sekarang ini masih ditutup. Namun kita berinisiatif untuk mendatangi rumah ke rumah saja,” jelasnya.
Diauddin melanjutkan jika tidak melaksanakan pemberian imunisasi, takutnya penyakit yang timbul akan semakin banyak seperti campak, polio dan lainnya.
“Jadi yang menjadi perhatian kita bukan hanya masalah pandemi Covid-19 saja, tapu penyakit-penyakit lainnya juga kita perhatikan. Semaksimal mungkin akan kita lakukan dalam menekan penyakit-penyakit lainnya agar tidak timbul kembali,” tutupnya.