TERAS7.COM – Seperti biasa, bulan Desember merupakan puncaknya musim hujan yang terjadi di kawasan Indonesia, dan hal itu berdampak kepada masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang, Sabtu (19/12).
Seperti yang dirasakan oleh Yatim, salah seorang pedagang Sate keliling yang mejajakan dagangan di sekitaran Jl. RO Ulin Banjarbaru.
Dirinya menyampaikan bahwa selama musim penghujan ini, ia mengalami kesulitan menjual dagangannya, berbeda jika musim panas yang banyak pembelinya.
“Sepi kalaunya musim hujan, biasanya banyak yang beli sekarang berasa sekali kurangnya,” ujarnya.
Yatim mengatakan bahwa selama musim hujan ini, penjualan sate miliknya menurun sebanyak 50 persen, dan ini berbanding terbalik jika musim panas.
“Bawa sate hampir 1000 tusuk, habisnya cuma 500 tusuk aja, kalau dulu (sebelum musim hujan) pasti habis” ujarnya.
Yatim juga menceritakan kepada jurnalis Teras7.com bahwa uang hasil penjualan sate belum cukup untuk menyetor ayam yang dia ambil sebelumnya dari pedagang ayam di pasar.
“Ini saja sudah 2 hari belum setoran ayam, karena ayamnya inikan diberi sama orang, jadi nanti uang hasil penjualan sate baru disetor buat bayar ayam,” ujarnya.
Yatim mengatakan bahwa dagangannya yang bernama “Sate Cintaku” tersebut mulai bejualan dari jam 7 pagi hingga jam 2 siang.
“Kalau pagi dari jam 7 sampai jam 10 jualannya di Jl. RO Ulin, setelah itu baru jualan di Jl. Karang Anyar sampai jam 2 an,” ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Haris penjual Jas Hujan di sekitaran Jl A Yani KM 38, yang seharusnya merasakan dampak positif dari musim hujan, malah sebaliknya.
“Biarpun musim hujan sepi juga mas, soalnya inikan musim pandemi, jadi yang beli tidak banyak,” ujarnya.
Haris mengatakan bahwa selama musim hujan ini penjualannya tidak tentu, dirinya mengaku hanya mampu menjual kurang dari 10 buah, sangat jauh berbeda dengan sebelum pandemi.
“Sehari tidak tentu, paling sekitar 5-7 buah perharinya,” ujarnya.
“Kalau dulu sebelum pandemi bisa sampai 20 buah perhari,” tambahnya.
Dirinya menganggap bahwa penjualan yang sangat menurut drastis ini disebabkan oleh pandemi yang melanda di seluruh dunia tersebut.