TERAS7.COM – Sekolah sebagai media untuk mencetak sumberdaya manusia penerus generasi yang berkualitas dan berkarakter.
Pendidikan yang ditawarkan disetiap sekolah beragam, dengan berbagai jurusan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh siswa.
Dewan guru sebagai alat penunjang mestilah harus memiliki pengalaman dan pendidikan yang mumpuni agar bagaimana para siswa bisa dengan mudah mencerna pelajaran dan pendidikan yang diberikan.
Namun, sisi lain yang sering terabaikan oleh para guru hingga dianggap tidak penting adalah perihal media penjelasan manual lewat papan tulis.
Tidak sedikit siswa sekolah yang mengeluhkan tulisan seorang guru di papan tulis yang tidak dapat dipahami oleh siswa dalam kelas pada saat belajar, sehingga membuat mereka menjeda penjelasan guru untuk mempertanyakan tulisan tidak jelas dipapan tulis model “cakar ayam”.
Seperti yang diakui oleh seorang siswa bernama Muhammad Kholid Fikri siswa kelas 1 jurusan otomotif SMK YPK Banjarbaru, bahwa ia pernah menemui seorang guru dengan model tulisan cakar ayam pada sat ia duduk di bangku SMP dulu.
“Waktu SMP dulu, saya sering menemui tulisan guru gaya cakar ayam, jelas sangat sulit dibaca dan sering membuat saya dan teman teman kelas meminta penjelasan tulisan dipapan tulis, bahkan ada yang tulisannya mereng,” ujarnya sat ditemui di sekolah menunggu jam pulang.
Celoteh fikri ditambahkan juga oleh teman disampingnya Riki Adnan Saputra yang juga kebetual satu kelas, namun dengan alumni SMP yang berbeda.
Ia mengatakan, bahwa tulisan seorang guru mestinya lebih baik daripada tulisan seorang murid, agar menjadi contoh untuk murid bisa membuat tulisan lebih baik.
“Saya juga pernah menemukan tulisan guru dengan gaya cakar ayam pada waktu SMP dulu. Ya jelas sangat mengganggu fokus belajar yang membuat kita bingung dan gagal paham karena harus bertanya saat guru sedang menjelaskan. Mestinya kan tulisan guru itu jadi contoh untuk siswa bisa menulis dengan baik,” tambah Riki yang juga diamini oleh Fikri dengan 5 temannya.
ia melanjutkan, di SMK YPK tempatnya menuntut ilmu sekarang mereka tidak menemukan lagi tulisan dengan gaya cakar ayam, karena sekolahnya tidak lagi menggunakan papan tulis dan sudah menggunakan media LCD dan buku paket.
“Kita hanya menemukan guru cakar ayam itu waktu masih sekolah SMP dulu, dan sekarang alhamdulillah di SMK ini tulisan gurunya rapi dan bisa dipahami,” lanjutnya.
Sementara, ditempat berbeda seorang guru pelajaran PPKN bernama Lia mengatakan, di SMK YPK sendiri sudah menerapkan sitem LCD sebagai media belajar siswa, dan sangat jarang sekali menggunakan media papan tulis.
“selama ini kita tidak menemukan keluhan siswa tentang tulisan dipapan tulis, karena di sekolah kita sudah tidak dominan lagi menggunakan media papan tulus karena sudah menggunakan LCD sebgai media belajar. Kalau pun ada keluhan, itu hanya guru yang terlalu cepat menjelaskan,” ujarnya.
Memang, menurutnya, saat ini pelajaran tulisan indah sudah tidak lagi dianggap penting bagi guru, padahal tulisan indah masih sangat perlu diajarkan, khususnya dibangku Sekolah Dasar, untuk bagaimana siswa bisa menulis dengan baik dan indah.
Ia juga mengungkapkan, di tingkat SMA sederajat tidak perlu lagi seorang guru yang memiliki tulisan indah, karena di tingkat SMA sudah menggunakan media LCD yang mempermudah para guru menjelaskan kepada para siswa.
“Sebab seiring dengan perkembangan ilmu teknologi saat ini sekolah mesti meningkatkan kualitas fasilitas pendidikannya,” tutupnya.