TERAS7.COM – Harga Gas LPG (Elpiji) 3 Kg di Martapura Kabupaten Banjar mencapai 30 ribu rupiah per buah akibat mengalami kelangkaan.
Pedagang Gas Elpiji 3 Kg di Kelurahan Jawa, Aliyah pada Senin (24/8) mengatakan sudah selama dua pekan ini ia tak menjual gas elpiji karena langka.
“Sudah berminggu-minggu tidak menjual, susah mencarinya dan langka ,” ujarnya.
Aliyah menambahkan saat gas elpiji masih ada, ia menjual dengan harga 30 ribu rupiah per biji, dimana ia sendiri membeli satu tabung dengan harga Rp 28 ribu.
“Saya sama suami beli tabungnya di warung juga biasanya, makanya harganya 28 ribu rupiah, terkadang 26 ribu rupiah,” terangnya.
Aliyah mengungkapkan jika ia mengharapkan pasokan gas elpiji dari pangkalan, maka akan sulit di dapat karena pangkalan sudah memiliki pembeli tetap.
Sementara salah satu pedagang gas elpiji 3 Kg di Jalan Pangeran Abdurrahman Martapura, Liana juga mengakui sudah dua minggu tak ada pasokan gas elpiji yang datang.
“Kami biasanya mendapat dan diantar langsung oleh langkalan, untungnya sendiri biasanya seribu-dua ribu,” ujarnya.
Biasanya kata Liana, ia menjual satu tabung gas melon 26 ribu hingga 27 ribu rupiah per biji dan masih terjangkau dibandingkan pedagang lain yang bisa menjual hingga 30 ribu rupiah bahkan 40 ribu rupiah.
Menurut Liana masih ada distributor yang menyuplai gas elpiji 3 kg ke warung-warung lain, namun untuk warungnya masih belum.
“Saya jualnya murah jadi cepat habis barangnya,” imbuhnya.
Salah satu warga yang datang ingin membeli gas 3 kilogram, Supian mengaku telah mendatangj dua warung yang biasanya menjual gas elpiji 3 kg, namun hasilnya nihil.
“Saya dari Tanjung Rema Darat sampai ke Taman Ratu Zalecha Martapura ini belum dapat masih,” ujarnya.
Terakhir kata Supian, ia membeli satu tabung gas elpiji 3 kg dengan harga 28 ribu.
Sementara itu Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Banjar, Jimmy ST, mengungkapkan pihaknya akan menindak lanjuti apabila ada laporan warga terkait kelangkaan gas elpiji 3 kilogram tersebut.
“Tapi untuk harga di pengecer, kami tidak dapat berbuat banyak, lantaran kita masih belum memiliki payung hukum yang mendasari kita untuk melakukan penertiban harga di tingkat pedagang eceran,” ujarnya.
Kelangkaan gas elpiji 3 kg ini lanjut Jimmu terjadj mungkin dampak dari pandemi, selain itu kuota gas elpiji 3 kilogram untuk Kabupaten Banjar masih jauh dari kata cukup.
“Tapi beberapa waktu lalu, pihak Pertamina sempat berkoordinasi dengan Disperindag Kabupaten Banjar terkait program satu Desa satu Pangkalan, yang mana Disperindag telah memberikan data-data desa yang sulit dijangkau pihak Pertamina dalam menyalurkan gas elpiji,” terangnya.
Dengan adanya rencana program darj Pertamina ini, Jimmy berharap dapat mengurangi atau menanggulangi kelangkaan gas elpiji 3 kg yang ditujukan untuk masyarakat menengah kebawah.