TERAS7.COM – Banjir yang terjadi lebih dari 2 pekan di Kabupaten Banjar membuat sebagian petani kembang melati merugi akibat kebun melati di desa Bincau Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar terendam.
Salah satu petani bunga melati, Fitriah mengaku sangat merugi akibat banjir yang terjadi di desa mereka, karena tak hanya jumlah kembang menurun, pohon juga rentan terkena penyakit.
“Banjir ini membuat pohon bunga melati ini berkurang bunganya, juga pohon bunga menjadi sebagian buruk akibat kebanyakan,” ungkapnya
Fitriah juga menjelaskan, bahwa akibat banjir ini juga membuat pohon bunga melatinya miliknya terserang hama penyakit berupa rusaknya daun pohon bunga melati tersebut.
Warga bincau ini berharap ada bantuan pemerintah berupa obat obatan dan pupuk untuk mengatasi setelah banjir ini agar pohon kembang melati tersebut cepat berbunga lagi.
“Kami berharap ada bantuan dari pemerintah, karena biasanya setelah banjir ini apalagi banjir yang cukup lama seperti kali ini membuat daun pohon bunga melati menguning dan setelah itu mengalami keruntuhan,” ucapnya.
Sementara itu petugas POTP Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura telah melakukan monitoring dan penanganan untuk menangani hama tanaman yang menyerang tanaman bunga melati di kebun bunga di Desa Bincau pada Rabu (6/1).
Kepala Bidang Tanaman Pangan Holtikultura Dinas TPH Kabupaten Banjar, Nurul Huda saat dihubungi lewat whatsapp, akibat banjir tersebut tanaman tersebut terserang hama thrips.
“Pada hari selasa kemaren sudah dimonitoring dan dapat hasil analisa pengamatan tanaman tersebut terserang hama thrips,” ungkapnya.
Nurul Huda menambahkan untuk pencegahan hama thrips, dianjurkan petani untuk menjaga kebersihan lingkungan tanaman dengan melakukan penyiangan gulma dan pengendaliannya dengan menyemprotkan insektisida pegasus 500 SC, mesurol 50 WP atau yang sejenis untuk pengendalian thrips.
“Kami anjurkan petani untuk melakukan penyiangan gulma dan penyemprotan insektisida yang bisa mengendalikan hama thrips,”jelasnya.
Nurul Huda juga menginformasikan jumlah luas lahan tanaman yang terserang hama thrips 1,2 hektare dengan intensitas serangan ringan 6,30 %. Berdasarkan pengendalian hama terpadu masih dibawah ambang ekonomi, sebaiknya pencegahan/pengendalian diutamakan dengan sanitasi kebun.
“Jadi luas lahan kebun bunga yang terserang hama thrips 1,2 hektar, dan intensitasnya masih ringan, serta masih bisa di kendalikan karena dibawah ambang ekonomi,” jelasnya lagi.
Nurul Huda juga mengatakan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura akan memonitoring kembali ke lokasi kebun bunga yang terkena hama tersebut.