TERAS7.COM – Musim kemarau bertandang, Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) mengintai dari berbagai penjuru, terlebih lagi di tempat-tempat yang berpotensi melahirkan kebakaran, seperti semak belukar maupun tumpukan daun kering.
Di Kota Banjarbaru, ada beberapa titik yang rawan terjadinya kebakaran, seperti lahan yang berada di kawasan Kecamatan Landasan Ulin, tepatnya berada di Kelurahan Guntung Payung dan Kelurahan Syamsudin Noor serta di wilayah Kecamatan Cempaka.
Ketika barisan pemadam kebakaran ‘bergelut’ dengan Si Jago Merah, ada beberapa kendala yang dihadapi mereka. Di antaranya adalah tidak ditemukannya sumber mata air atau sumbernya kering yang berada dekat di kawasan terbakar tersebut. Sehingga menjadi penghambat dalam upaya memadamkan api. Di sisi lain, untuk mengatasi ketidaktersediaan hal tersebut, Badan Restorasi Gambut (BRG) membangun sumur bor.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru, di Banjarbaru, wabil khusus di kawasan Kelurahan Guntung Payung dan Kelurahan Syamsudin Noor terdapat 50 buah sumur bor yang dibuat BRG.
Sebagaimana tujuan awal dibuatnya, pengadaan sumur bor oleh BRG ini diharapkan dapat menyediakan air, yang kemudian dapat difungsikan untuk membantu kinerja BPBD dan barisan pemadam kebakaran lainnya ketika mereka berupaya menaklukkan api. Namun, fakta di lapangan berkata lain, bahwa masih banyak sumur bor yang tidak dapat difungsikan secara maksimal.
Untuk memastikan hal tersebut, pada hari Rabu, tanggal 7 Agustus 2019, Teras7.com melakukan peninjauan ke beberapa titik sumur bor yang berada di Kelurahan Guntung Payung dan Kelurahan Syamsudin Noor. Bahkan, ada sumur bor yang berada di Kelurahan Guntung Payung dengan nomor 04 mengalami kerusakan pada pipanya, sehingga besar kemungkinan tidak bisa difungsikan.
Yunus Ariyandie, JFU Subbid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Banjarbaru menyampaikan, bahwa dari 50 titik sumur bor yang terbagi di Kelurahan Guntung Payung sebanyak 30 titik dan di Kelurahan Syamsudin Noor sebanyak 20 titik, ada sejumlah sumur bor yang tidak dapat dimanfaatkan, karena disebabkan oleh kebakaran maupun faktor alam.
Kerusakan tersebut bisa berupa bagian pipanya terbakar/meleleh karena berada dilokasi rawan kebakaran, sebab bahan pipanya tidak terbuat dari besi.
Yunus menerangkan, dari pantauannya di lapangan beberapa waktu lalu, dari 30 titik sumur bor yang berada di Kelurahan Guntung Payung, hanya 11 sampai 14 sumur bor yang dapat dimanfaatkan. Sedangkan di Kelurahan Syamsudin Noor hanya sekitar 10 buah.
“Kami bersama masyarakat, serta masyarakat peduli api (MPA) yang kami bentuk merasakan sumur-sumur bor yang ada belum bisa dimanfaatkan secara maksimal hingga saat ini, karena airnya tidak keluar/minim,” kata Yunus.
Yunus juga menyampaikan, bahwa anggaran atau biaya yang dikucurkan untuk membuat satu titik sumur bor tersebut sekitar Rp 2,5 juta. Keterangan tersebut, kata Yunus, berdasarkan informasi dari Badan Restorasi Gambut (BRG) Kalsel sebagai leading sectornya. Pihaknya sebagai instansi mengharapkan, BRG sebagai leading sectornya dapat memperhatikan keberadaan sumur-sumur bor tersebut.
Selain itu, ia juga menghimbau kepada masyarakat agar lebih peduli kepada lingkungan dengan tidak membakar lahan ketika hendak membuka lahan.
“Karena ada sanksi hukumnya yang sudah diatur dalam Undang-Undang, bisa ancaman hukuman kurungan atau denda,” terangnya.
Senada dengan apa yang disampaikan Yunus, Korlap MPA dan BSN Syamsudin Noor, Marsudi menyampaikan, bahwa sumur bor yang dibuat BRG tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga tidak bisa difungsikan guna memadamkan Karhutla.
Usai menghadapi beberapa kali kejadian Karhutla, Ketua Tim MPA dan Resque Barokah Syamsudin Noor bersama masyarakat berswadaya membuat sendiri sumur bor.
“Sumur bor (hasil swadaya) dapat membantu suplai air untuk pemadaman Karhutla, tetapi kalau untuk pembasahan tidaklah cukup,” terangnya.
Dengan begitu, Marsudi mengharapkan, BRG dapat membuat sumur bor dengan kualitas bagus sehingga nantinya bisa difungsikan, tidak terbengkalai sia-sia. Berdasarkan informasi, katanya, ada 20 titik sumur bor di Syamsudin Noor.
“Mohon maaf, sumur bornya tidak ada fungsinya, jadi buatlah yang dapat berfungsi daripada dana habis sia-sia,” pungkasnya.