TERAS7.COM – Setelah berakhirnya konvensi pencalonan presiden Amerika Serikat (AS), tanggal penting berikutnya dalam kalender kampanye, jatuh pada hari Selasa, 29 September, dengan agenda debat presiden pertama.
Petahana Presiden AS, yang diusung Partai Republik Donald Trump, dan saingannya dari Partai Demokrat, mantan Wakil Presiden AS periode Presiden Barack Obama, Joe Biden, melewatkan seminggu setelah konvensi untuk menyampaikan argumen pembukaan mereka di beberapa negara bagian AS yang penting untuk memenangkan pemilihan yaitu Wisconsin, Pennsylvania, North Carolina.
“Saya rasa kita bisa melihat perdebatan sengit antara dua kandidat presiden. Kedua kandidat ini adalah petarung,” kata Jennifer Mercieca, Asisten Profesor Komunikasi di Texas A&M University.
Mercieca mengatakan indikasi gaya debat Trump bisa dilihat dari bagaimana ia menggambarkan kampanye 2016 sebagai “pukulan balik”.
“Ia kerap menggunakan serangan ad hominem, yang menyerang orang dan bukan argumennya. Ia tidak malu melakukannya, mengejek orang dan menggertak mereka selama debat. Ia melakukannya pada 2016, ” katanya.
Mercieca menambahkan, terkait sejarah Biden di dalam acara perdebatan, lebih menunjukkan ia akan mengambil posisi bertahan.
“Kita saksikan pada tahun 2012, debat wakil presidennya juga serupa, saya tidak menganggap Biden akan bertindak ekstrem seperti Donald Trump, dalam hal mengejek lawan atau mengancamnya. Tapi, saya yakin ia pasti bisa bertahan dan tidak membiarkan dirinya diintimidasi,” kata Jennifer Mercieca, asisten profesor Komunikasi di Texas A&M University.[my/pp]
sumber https://www.voaindonesia.com/