609 Toko Setuju untuk Direlokasi
TERAS7.COM – Teka-teki terkait rencana relokasi Pasar Bauntung Banjarbaru masih simpang siur, namun sudah ada sekitar 1.132 pedagang dari total 609 toko yang ada di pasar tersebut setuju untuk direlokasi.
Hal tersebut disampaikan langsung Kepala UPTD Pasar Bauntung Banjarbaru, Muhammad Mahrus kepada Teras7.com saat ditemui di ruangannya. Kamis (21/01).
“Ada sekitar 1.132 orang yang mau ikut, yang mana terdiri dari pedagang serta Pedagang Kaki Lima (PKL),” ucap Mahrus.
PKL di pasar itu sendiri dikatakan Mahrus terbagi menjadi dua, ada PKL siang dan PKL subuh, dan tegaskannya bahwa untuk PKL subuh bukan wewenang pihaknya.
Kemudian, Mahrus mengatakan bahwa dalam mencapai kesepakatan relokasi tersebut pihaknya sudah melakukan sosialisasi sebanyak 3 kali.
“Sosialiasi dilakukan kurang lebih 3 kali, ada 1 kali dilaksanakan di UPTD dan 2 kali di gedung Bina Satria,” ujarnya.
Mahrus pun beranggapan bahwa yang menjadikan pedagang ingin untuk direlokasi ialah tempat baru yang dinilainya lebih nyaman dari sebelumnya.
“Mungkin ketertarikan tempat yang masih baru tadi membuat orang mau,” katanya.
Untuk lapak sendiri kata Mahrus tidak ada di pasar yang baru, dan PKL yang sebelum berjualan di lapak akan ditempatkan di los.
“Disana tidak ada lagi lapak, jadi disana cuma ada ruko, toko, los,” ucapnya.
“Jadi kemungkinan para pelapak akan di tempatkan di los, itu pun terbagi dua, yaitu los basah dan los kering,” tambahnya.
Lebih Memilih untuk Tetap Bertahan
Hal tersebut berbanding terbalik dengan pernyataan salah seorang pedagang di pasar tersebut yang enggan disebutkan namanya.
Dirinya mengatakan bahwa hati kecilnya lebih memilih untuk tetap bertahan di pasar yang sudah ada sejak tahun1964 tersebut.
“Kalau seandainya kami boleh memilih, karena sudah lama disini, kami pengennya disini,” katanya.
Dirinya mengatakan bahwa kehendak pindah ini merupakan desakan dari pedagang lain yang beranggapan kalau lambat setuju akan kehilangan tempat di pasar yang baru.
“Padahal pindah ini bukan kehendak hati nurani kami, melainkan karena pemikiran banyak orang yang takut kehilangan tempat disana,” ungkap.
Menurutnya mungkin dari 75 persen pedagang yang ada di pasar tersebut dari hati kecilnya banyak tidak setuju dengan relokasi pasar.
Selain itu, dirinya juga mengatakan bahwa sampai saat ini dirinya masih belum tahu kejelasan kebijakan di pasar yang baru, apakah akan dilakukan pergantian ganti rugi atau malah disuruh membeli.
“Disini saya nyewa tempat, dan pemilik toko ini pun tidak tahu bagaimana masih nasib disana, apakah ada pergantian atau disana disuruh membeli,” katanya.
Dirinya juga beranggapan bahwa menurutnya hal yang membuat kumuh pasar tersebut ialah adanya pasar subuh yang membuat macet jalan serta menimbulkan bau tidak sedap.