Penulis : Rasyidi
Perkembangan perekonomian dunia masih diwarnai dengan kenaikan harga komoditas dan risiko ketidakpastian global yang eskalatif.
Sehubungan dengan itu, arsitektur APBN saat ini diharapkan tetap optimis namun waspada, antisipatif serta responsif sebagai shock absorber.
Hal tersebut disebabkan oleh kondisi risiko global yang masih penuh ketidak pastian.
Berdasarkan data BPS Kalimantan Selatan Sampai dengan akhir Desember 2022, kinerja makro ekonomi Kalimantan Selatan, menunjukkan kondisi yang baik dengan ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat serta tingkat inflasi yang terkendali.
Pertumbuhan ekonomi menguat signifikan pada periode triwulan III 2022 sebesar 5,59 % ( y-o-y) yang didukung oleh konsumsi rumah tangga dan kinerja ekspor yang tinggi.
Sementara jika melihat kondisi sepanjang tahun 2022, dampak Pandemi Covid 19 masih dirasakan oleh sektor usaha tak terkecuali Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM.
Di Kalimantan Selatan sejumlah UMKM sangat merasakan dampak Pandemi yang terjadi. UMKM harus mampu bertahan ditengah angka pengangguran yang bertambah akibat pemutusan hubungan kerja yang berimbas pada melemahnya daya beli masyarakat.
Sementara pada sisi yang lain UMKM dengan segala keterbatasannya adalah problem yang harus mereka hadapi.
UMKM dalam kegiatannya mulai memproduksi sendiri, mempromosikan sendiri dan mengatur sendiri kegiatan usaha yang mereka jalani, adalah karakter dan situasi yang membuat mereka harus kuat agar bisa bertahan.
Bantuan penguatan permodalan dilakukan Pemerintah terhadap UMKM, di Kalimantan Selatan berdasarkan data Kantor Wilayah Direktorat Jendral Perbendaharaan (DJPb) Kalimantan Selatan ada 108.424 Debitur yang mendapatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dari data tersebut 93.445 UMKM yang berhasil mendapatkan KUR yang penyalurannya oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) atau setara dengan Rp. 3.727.917.749.010,- dari total KUR yang tersalurkan oleh lima belas Bank penyalur di Kalimantan Selatan sebesar Rp. 5.568.163.864.707,-

Bantuan modal usaha dalam bentuk KUR sangat membantu pelaku UMKM untuk tetap tumbuh dengan situasi yang penuh tantangan.
Penguatan permodalan melalui KUR membuat UMKM tetap bisa berproduksi dan meningkatkan jangkauan pasar.
Pada sisi yang lain Pandemi Covid 19 yang pada awal membatasi kegiatan tatap muka juga membuat pelaku UMKM harus mampu merubah strategi pasar dari tatap muka, menjadi pasar dengan memanfaatkan teknologi komunikasi atau Transformasi Digital.
Transformasi digital merupakan proses teknologi yang lebih besar, transformasi digital adalah perubahan yang berhubungan dengan penerapan teknologi dalam semua aspek kehidupan masyarakat.
Selanjutnya transformasi digital adalah tahap ketiga dalam alur teknologi digital setelah kompetensi digital dan penggunaan digital.
Pada sisi yang lain transformasi digital meliputi penggunaan dan kemampuan transformatif dalam hal menginformasikan kesadaran digital.
Fase transformasi adalah tahap penggunaan proses digital yang memungkinkan inovasi dan kreativitas dalam suatu produk digital tertentu, bukan hanya meningkatkan saja, tetapi juga mendukung metode tradisional yang sebelumnya berjalan di masyarakat.
Maraknya Platform E-Commerce, atau bentuk transaksi perdagangan barang dan jasa menggunakan media internet sehingga antara penjual dan pembeli tidak harus lagi bertemu secara fisik turut dimanfaatkan oleh pelaku UMKM.
Strategi pasar ini efektif dan terbukti membuat UMKM bisa tetap bertahan, tumbuh dan berkembang.
Berbagai Platform E-Commerce yang memfasilitasi UMKM dirancang semakin memudahkan antara penjual dan pembeli dalam bertransaksi.
Kondisi ini turut meningkatkan kemampuan UMKM agar bisa mengikuti perkembangan teknologi dan informasi.
Pemanfaatan saluran digital saat ini sudah menjadi keharusan ditengah persaingan global yang tidak bisa dihindari.
Bantuan KUR yang semakin dimudahkan oleh Pemerintah, dan limit pinjaman yang juga meningkat ditambah dengan pemanfaatan transformasi digital, adalah kolaborasi multi pihak dalam mengangkat UMKM untuk bisa maju dan naik kelas.
Keterbatasan permodalan yang dihadapi UMKM setidaknya bisa terbantu dengan Program KUR yang tidak hanya untuk mereka yang ada d daerah Perkotaan tetapi juga menyasar mereka yang berada di Pedesaan.
BRI sebagai Bank milik Pemerintah dengan jaringan terluas hingga daerah pelosok dan Pedesaan bisa semakin banyak menyentuh pelaku UMKM yang selama ini tidak memiliki banyak akses ke Bank.
Sinergi program KUR dan Transformasi Digital dalam kaitan pemanfaatan Teknologi Informasi harus terus dilakukan.
Hal ini penting agar UMKM yang selama ini menyerap banyak tenaga kerja informal dan menjadi tumpuan ekonomi masyarakat bisa tumbuh dan naik kelas.
Pembinaan dan pelatihan juga menjadi bagian penting, yang mesti dilakukan dalam rangka penguatan UMKM sebagai harapan masa depan ekonomi masyarakat, dan upaya mendukung pertumbuhan ekonomi Nasional.