TERAS7.COM – Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
Dalam Hadits ini diberitahukan bahwa sholat tarawih atau qiyam Ramadhan yang dilakukan karena niat dan iman dalam mencari pahala dapat diampuni dosa yang ada.
Yang dimaksud dosa yang diampuni dalam hadits ini adalah dosa besar maupun dosa kecil.
Sholat tarawih berjamaah seperti sholat semalam penuh.
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda : “Siapa yang sholat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.”
Hal ini berarti umat muslim dianjurkan untuk mengerjakan sholat tarawih secara berjamaah. Sholat tarawih adalah ibadah Ramadhan yang hukumnya sunnah muakad. Biasanya selama bulan Ramadhan, kebanyakan umat Islam melaksanakan sholat tarawih secara berjamaah di masjid atau mushola.
Namun di tengah pandemi corona saat ini, kita dihimbau untuk melaksanakan berbagai kegiatan Ramadhan, termasuk sholat tarawih di rumah.
Tentu saja, sholat tarawih tetap dapat dilaksanakan berjamaah dengan anggota keluarga yang ada di rumah, niat dan tata cara sholat tarawih sendiri di rumah tidak berbeda dengan sholat tarawih berjamaah di mushola atau masjid.
Berikut niat yang ingin mengerjakan sholat tarawih sendiri di rumah, bisa membaca niat sholat tarawih berikut ini:
“USHOLLII SUNNATAT-TAROOWIIHI ROK’ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI LILLAAHI TA’ALAA.”
Artinya: ” Saya niat sholat sunnah tarawih dua raka’at menghadap kiblat karena Allah Ta’ala”
Catatan: Jika berniat Sholat Berjamaah di rumah, bisa membaca niat sebagai berikut:
“USHOLLII SUNNATAT-TAROOWIIHI ROK’ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI (MA’MUMAN/IMAMAN) LILLAAHI TA’ALAA.”
Artinya: ” Saya niat sholat sunnah tarawih dua raka’at menghadap kiblat (Makmum/imam) karena Allah Ta’ala”
Lebih dari 80 kitab Mu’tabar dari berbagai cabang ilmu telah menyatakan bahwa sholat tarawih yang dikerjakan dengan 4 rakaat 1 salam itu tidak sah.
Di antaranya Imam Nawawiy al-Dimasyqiy, Imam Ahmad Ibn Hajar al-Haytamiy, Imam Muhammad Ibn Ahmad al-Ramliy, Imam Muhammad al-Zarkasyiy, dan Imam Ahmad Ibn Muhammad al-Qasthallaniy.
Walaupun begitu, jika ada beberapa orang yang menganggap sholat tarawih 4 rakaat dengan 1 kali salam sah sebenarnya tidak perlu dijadikan perdebatan. Pada akhirnya semua kembali kepada keimanan masing-masing.
Terkait jumlah rakaat sholat tarawih, beberapa mazhab fikih tidak banyak berbeda pendapat. Ibnu Rusyd dalam Bidayatul Mujtahid menyatakan perbedaan pandangan mengenai jumlah rakaat hanya masalah afdhaliyah, artinya mana yang lebih afdal.
Imam Malik bin Anas, Imam Abu Hanifah, Imam Asy Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal berpendapat tarawih paling afdal sebanyak 20 rakaat.
Meski begitu, ada juga yang berpendapat tarawih itu 36 rakaat. Sedangkan kalangan yang memandang tarawih itu 8 rakaat mendasarkan pada hadis berikut.
Diriwayatkan dari Abu Salamah, ia pernah bertanya kepada Aisyah, ‘Bagaimana sholat NabiMuhammad di bulan Ramadhan?’ Aisyah menjawab, ‘Beliau tak menambah pada bulan Ramadhan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat, sholat empat rakaat, yang betapa bagus dan lama, lantas sholat empat rakaat, kemudian tiga rakaat. Aku pun pernah bertanya, Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum menunaikan shalat witir? Beliau menjawab, ” Mataku tidur, tapi hatiku tidak.”
Perbedaan yang terjadi mengenai jumlah rakaat salat tarawih lebih disebabkan perbedaan cara pandang dalam memaknai hadis.
Tata Cara Sholat Tarawih di Rumah
Idealnya sholat tarawih dikerjakan sebanyak 2 rakaat dengan 1 kali salam seperti sholat sunnah lainnya. Tentang tata cara sholat tarawih sendiri di rumah selama Ramadhan sebenarnya sama dengan cara mengerjakan sholat fardu, termasuk gerakan maupun bacaannya.
Yang membedakan tata cara sholat tarawih dari sholat fardhu terletak pada bacaan niatnya saja.
Secara garis besar, berikut Teras7.com akan menjelaskan tata cara sholat tarawih sendiri di rumah di bawah ini:
1. Takbiratul Ihram
2. Membaca Doa Iftitah
3. Membaca Surat Al-Fatihah
4. Membaca Surat Alquran
5. Ruku’
6. I’tidal
7. Sujud
8. Iftirasy (Duduk di Antara Dua Sujud)
9. Sujud Kedua
Berdiri untuk mengerjakan rakaat yang ke dua.
10. Membaca Surat Al-Fatihah
11. Membaca Surat Alquran
12. Ruku’
13. I’tidal
14. Sujud
15. Iftirasy (Duduk di Antara Dua Sujud)
16. Sujud Kedua
17. Tasyahhud Akhir
18. Salam
Niat sholat witir
Jumlah rakaat sholat tarawih yang umum dikerjakan antara lain 11 rakaat dengan witir dan 23 rakaat dengan witir. Masing-masing dikerjakan setiap 2 rakaat dan diakhiri dengan salam. Karena itu niatnya tetap sholat tarawih 2 rakaat.
Salat tarawih di Bulan Ramadhan idealnya ditutup dengan sholat witir yang jumlah rakaatnya ganjil. Niat sholat witir bervariasi, umumnya 1 rakaat atau 3 rakaat.
Niat Sholat Witir 1 rakaat
Bagi Anda yang ingin mengerjakan sholat witir dengan 1 rakaat saja, berikut ini bacaan niat sholat yang bisa Anda hafalkan.
” Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman / imaman) lillaahi ta’alaa.”
Artinya:
” Saya niat sholat witir satu rakaat menghadap qiblat menjadi (ma’muman / imaman) karena Allah ta’alaa.
Niat Sholat Witir 3 Rakaat dengan 1 kali salam
Berikut ini bacaan niat sholat witir dengan 3 rakaat yang diikuti dengan 1 kali salam.
” Ushallii sunnatal witri tsalaasa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa.”
Artinya : ” Saya berniat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa” .
Di Indonesia ada kebiasaan, dan disarankan setelah sholat tarawih dua rakaat, membaca doa Kamilin, berikut doa kamilin
bacaan doa kamilin:
اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لَوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَمِنْ حُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta lawâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa ilal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya, “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban- kewajiban, yang memelihara salat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat , yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Di olah dari berbagai sumber