TERAS7.COM – Permintaan sapi kurban jelang Hari Raya Idul Adha ditengah pandemi Covid-19 ini menurun, bahkan jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Rudi, salah satu peternak sapi yang ada di Kelurahan Keraton, Martapura saat ditemui pada Senin (20/7) mengatakan penjualan sapi memang menurun.
“Jauh menurun dari tahun sebelumnya. Kalau tahun lalu kita bisa jual 10 ekor untuk qurban, tahun ini kurang dari 2 minggu belum ada yang membeli,” ungkapnya.
Harga jual sapi di pasaran sendiri, termasuk sapi ditempatnya dijual dengan harga 20 sampai 30 juta rupiah perekor tergantung ukurannya.
“Namun pembeli mencari yang harga 15 juta, 16 juta dan paling mahal 17 juta. Makanya kita tak khusus menyiapkan sapi untuk keperluan qurban,” jelas Rudi.
Mayoritas sapi yang ada ditempatnya adalah sapi lokal dari Kalsel, sebagian merupakan peranakan dipeternakan ini sendiri dengan berbagai jenis, mulai dari sapi bali hingga sapi jenis limousin.
“Karena tahun ini kita tak siapkan khusus untuk qurban, jadi kita larikan ke daging sebagai alternatif,” beber Rudi.
Sebelumnga Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan (Disnakbun) Kabupaten Banjar, Dondit Bekti mengungkapkan penurunan permintaan sapi qurban ini sudah diprediksi.
“Penurunan kebutuhan sapi untuk hewan qurban yang sudah kami prediksi sebelumnya. Jika pada tahun lalu 2 pekan jelang qurban sudah laku 60 persen, tahun ini ditengah pandemi Covid-19 jumlah hewan yang laku masih dibawah 50 persen,” katanya..
Tahun ini pun sapi qurban yang disiapkan ada sekitar 1040 ekor, jauh menurun dari jumlah kebutuhan hewan qurban tahun lalu yang mencapai 1087 ekor.
Dondit menambahkan dari 80 persen sapi tersebut sudah diperiksa oleh dokter hewan dan dipastikan seluruhnya sehat, akan tetapi pemeriksaan kesehatan hewan qurban akan terus dilakukan hingga 3 hari pasca hari raya Idul Adha oleh tim khusus yang terdiri atas 12 dokter hewan dan paramedis kesehatan.