TERAS7.COM – Empat orang pemancing jadi korban keganasan sambaran petir ketika memancing di Waduk Riam Kanan, Desa Bunglai, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar.
Keempat pemancing Heru, Putra, Sholihin dan Mamat diketahui meninggal dunia usai menjadi korban dari sambaran petir di Waduk Riam Kanan.
Kronologis kejadian nahas ini bermula, Sabtu (13/04/2024) pukul 03.00 WITA, ketika sekelompok orang berkumpul untuk pergi memancing di waduk Riam Kanan, setelah diatur melalui percakapan telepon oleh Andi Perdana dan Putra (korban).
Setelah percakapan telepon itu, sekelompok pemancing ini menemui Andi Perdana di Banjarmasin sebelum berangkat ke Waduk Riam Kanan, Desa Bunglai untuk memancing.
Pukul 08.00 WITA, mereka tiba di Desa Bunglai dan bertemu Yadi Setiawan, motoris klotok yang akan membawa mereka ke lokasi memancing.
Setelah sampai di lokasi pancingan, mereka termasuk para korban Heru, Putra, Sholihin, dan Mamat mulai memancing di Waduk Riam Kanan, Desa Bunglai.
Sekitar pukul 15.00 WITA, saat sedang memancing terdengar suara petir pertama, Sholihin lantas memberi nasihat Mamat untuk melepas joran pancingnya sebagai tindakan pencegahan.
Namun, beberapa menit kemudian, terdengar suara petir kedua, diiringi dengan sesuatu jatuh ke air yang didengar oleh Andi Perdana.
Benar saja, ketika menengok Andi Perdana melihat Heri dan Putra tenggelam. Upaya penyelamatan pun langsung dilakukan, dan keduanya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Idaman Banjarbaru.
Sedangkan, korban lainnya Sholihin dan Mamat menghilang diduga tenggelam ke waduk usai sambaran petir kedua.
Setelah dilakukan upaya pencarian, akhirnya Minggu (14/04/2024) pukul 00.10 WITA, korban Sholihin berhasil ditemukan, dan pukul 01.36, korban Mamat juga berhasil ditemukan.
Kedua korban tenggelam usai tersambar petir ketika memancing di Waduk Riam Kanan ini ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Adapun dari peristiwa sambaran petir di Waduk Riam Kanan ini, dikabarkan 1 orang pemancing selamat, dan empat orang pemancing meninggal dunia yakni Heru, Putra, Sholihin, dan Mamat.
Atas kejadian nahas ini, Kapolsek Aranio, Ipda Cucu Ariawan Supriyatin mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kondisi alam ketika beraktivitas di luar ruangan.
“Peristiwa ini terjadi di tengah cuaca ekstrem dengan hujan lebat, angin, dan petir, yang berkontribusi pada terjadinya tragedi ini. Ini mengingatkan kita akan pentingnya waspada terhadap kondisi alam saat melakukan kegiatan di luar ruangan,” imbau Kapoldek Aranio.