TERAS7.COM – Kepala Staf Presiden, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, nama ini beberapa waktu terakhir mencuat di pemberitaan perpolitikan, ia menjadi sorotan. Salah satunya saat ia dituding terlibatsebagai pihak yang akan mengudeta Partai Demokrat.
Namun kali ini, Teras7.com, tidak ingin membahas terkait isu dan tudingan yang dilayangkan kepada Moeldoko, tetapi Teras7.com ingin mengupas sedikit kisah tentang sosok Jenderal ini.
Moeldoko dilahirkan dari keluarga sederhana, bukan dari keluarga berada. dilahirkan 63 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 8 Juni 1957 di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kediri.
Menjadi anak bungsu dari 12 orang bersaudara yang lahir dari pasangan Moestaman dan Masfuah, tidak membuat Moeldoko kecil mendapat keistimewaan dibanding kakak kakaknya.
Sang ayah, bekerja sebagai pedagang palawija, tetapi hasil dagangannya tidak mampu mencukupi kebutuhan semua anggota keluarga. Moeldoko sejak kecil, mau tidak mau belajar hidup mandiri.
Seperti yang dipaparkan di channel DR.Moeldoko Official, selepas sekolah, Moeldoko bekerja mengangkut batu dan pasir, berat, namun ia jalani dengan lapang dada dan ikhlas.
SD hingga SMP ia jalani di kampung halamannya, Kediri. Sedangkan pendidikan SMA ditempuhnya di Jombang, Jawa Timur. Setelah Lulus SMA, ia mengambil pendidikan di Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah. di Akmil ia merupakan sosok yang menonjol, buktinya Moeldoko lulus tahun 1981 sebagai lulusan terbaik dan mendapat penghargaan Bintang Adhi Makayasa.
Setelah lulus dari Akmil, Moeldoko bergabung di kesatuan Angkatan Darat (AD), dikesatuan ini kariernya sebagai tentara terlihat mentereng. Ia menerima 12 penghargaan, mulai dari Bintang Dharma, Eka Paksi Pratama, Eka Paksi Nararya, hingga Satya Lencana Wira Dharma.
Bukan hanya karena prestasi, penghargaan yang diraihnya tersebut karena keterlibatan dirinya di lapangan. Salah satunya adalah penugasan dirinya ke Timor Timur tahun 1984 dan menjadi anggota Kontingen Garuda (Konga) XI/A tahun 1995.
Moeldoko selama berkarir di militer, tercatat pernah mengemban 25 jabatan di kemiliteran. Jabatan pertama yang diterimanya adalah Komandan Pleton (Danton) Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana tahun 1981, setelah itu karirnya terus meningkat, hingga menjadi Panglima TNI dari 2013 hingga 2015 pada masa pemerintahan Presiden SBY.
Singkat cerita, Moeldoko diangkat oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kepala Staf Kepresidenan. Tanda-tanda Moeldoko merapat ke pemerintahan, mulai terlihat saat ia menjadi perwakilan keluarga Presiden Jokowi, menyampaikan sambutan dalam acara pernikahan Kahiyang Ayu-Bobby Nasution pada tanggal 8 November 2017.
Sebagai Kepala Staf Kepresidenan, ia bertugas membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam melaksanakan program-program prioritas nasional, komunikasi politik, dan pengelolaan isu strategis.
Dedikasinya untuk Tanah Air, hingga berbagai prestasi yang berhasil ia raih, bukan karena instan dan pemberian cuma-cuma, namun berkat kerja keras dan kegigihannya.
Moeldoko percaya bahwa semua orang bisa menjadi menggapai mimpinya, dan dia buktikan dengan tekad kuat dan prestasi terbaik dimanapun dia di percaya mengemban tanggung jawab.
Yang terbaik Moeldoko lakukan untuk membuat semua orang percaya, bahwa SIAPAPUN BISA MENCAPAI MIMPI.