TERAS7.COM – Masyarakat Indonesia pada umumnya sering melakukan ziarah kubur pada waktu-waktu tertentu. Salah satunya sebelum bulan Ramadhan dan setelah shalat Ied di bulan Syawal. Bagi sebagian orang, biasanya mereka pergi ke kuburan pada hari raya Ied menghadiahkan ayat-ayat Al Qur’an seperti Yasin dan lain sebagainya kepada para penghuni kubur.
Ada kebiasaan di wilayah Kecamatan Tebing-Tinggi setiap menjelang Lebaran ataupun hari-hari tertentu yaitu melakukan kebersihan makam. Kebiasaan ini ada yang dilakukan secara massal oleh warga sekampung ada pula yang dilakukan perorangan.
Menurut keterangan Iah, Rahmad Shidikin warga di Tempat Pemakaman Umum Rambung, Desa Tebing-Tinggi, Kecamatan Tebing-Tinggi, Kabupaten Balangan, Senin (19/07/2021) membersihkan makam secara bergotong royong ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan kerapian makan.
“Besok kan kita Hari raya Idul Adha, jadi kita persiapan juga untuk ziarah ke makam datu kakak nenek ataupun sanak saudara yang telah meninggal, selepas sholat hari raya Idhul Adha maupun sebelumnya karena biasanya banyak keluarga ataupun sanak saudara yang berziarah ke kubur di waktu waktu ini, jadi supaya nyaman tidak banyak rumput di sekitar makam, ketika membacakan menghadiahkan ayat-ayat Al Qur’an yang dibacakan, kepada penghuni makam,” jelas Shidik.
Puluhan warga tersebut, berjibaku dengan rumput yang tumbuh di sekitar makam, menggunakan alat alat sederhana, seperti cangkul, parang dan lain-lain sebagainya untuk membersihkan wilayah makam tersebut.
Sebenarnya, lanjutkan Shidik, bergotong royong ini, memang sering dilakukan yang mana pada dasarnya untuk membantu orang yang mau datang ke kubur.
“Supaya orang ke kubur tidak lagi membersihkan, serta menyenangkan orang yang kemakan, serta supaya lebih enak dilihat ketimbang banyak rumput yang tumbuh liar, serta yang mana letak makam juga di pinggir jalan utama,” jelasnya.
Shidik pun berharap, kegiatan seperti ini terus dilanjutkan dan dilestarikan pasalnya menurutnya, nilai-nilai bergotong royong seperti ini sangat jarang dilaksanakan. Ia bersyukur di daerahnya kegiatan-kegiatan seperti ini masih terjaga dan dilakukan.
Sementara itu, sependapat dengan Shidik Fauzi salah seorang pemuda asal Desa Auh, Kecamatan Tebing-Tinggi mengaku senang mengetahui nilai-nilai kebersamaan masih terjaga di daerahnya.
“Ya syukur di daerah kita masih sering dilakukan nilai-nilai gotong royong seperti ini, kita ketahui kan gotong royong seperti ini sangat jarang dilakukan apalagi di daerah perkotaan, yang di mana semuanya kebanyakan kesibukan sehingga jarang ada waktu untuk berkumpul,” sebutnya.