TERAS7.COM – Konon Kabupaten Banjar menjadikan pisang sebagai ikon daerahnya, dimana Kabupaten banjar menjadi produsen terbanyak pisang ke pasar lokal maupun luar pulau, namun pada lima tahun silam, puluhan ribu pohon pisang mengalami serangan penyakit atau virus.
Hingga kini Dinas Pertanian Kabupaten Banjar masih terus berupaya mengembalikan lagi ikon pisang Kabupaten Banjar, yang mana sudah 4.000 bibit pisang dari Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Kalimantan Selatan telah disalurkan kepada petani.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Dondit Bekti mengatakan, walau masih dihantui oleh virus, namun saat ini dari pantauan mereka di lapangan, sudah ada beberapa wilayah yang cocok untuk ditamani pisang jenis Kepo atau di sebut masyarakat setempat pisang manurun.
“Walau masih dihantui, namun sudah ada beberapa wilayah sudah bisa ditanami pisang seperti di Pengaron, Simpang Empat, Paramasan dan Sungai Pinang,” ujarnya kepada teras7.com Selasa (23/08/2022).
Menurutnya, setelah diserang penyakit atau virus, pohon pisang mengalami kerusakan pertumbuhan seperti daunnya yang pecah serta gagal berbuah.
Untuk menghilangkan penyakit atau virus tersebut menurutnya, memerlukan waktu yang lama, yang mana setiap pohon pisang harus di matikan dan dicabut hingga ujung bagian akarnya.
“Itu harus dicabut sampai bagian akar-akarnya,” terangnya.
Meski demikian lanjut Dondit, petani pun tidak tinggal diam, gagal memproduksi pisang, mereka pun berhasil menjual daun pisangnya yang setiap hari dikirim menggunakan mobil pickup ke Banjarmasin untuk dijual.
“Kata mereka (Petani) malah daun pisang lebih menjanjikan dari pada pisang saat ini,” tuturnya.
Melihat dari potensi penjualan daun pisang sendiri, daun pisang juga menjadi kebutuhan di beberapa negara, seperti Jepang dan Amerika, dengan harga mencapai ratusan ribu rupiah, sehingga ini juga menjadi peluang ekspor Petani di Kabupaten Banjar.