TERAS7.COM – Aksi jalan kaki warga Kota Palangka Raya, Riduan Effendi menjelang Haul Guru Sekumpul ke 14 Tahun 2019 yang lalu sempat membuat heboh warga Kalimantan Selatan dan aksinya menjadi viral di media sosial.
Atas aksi jalan kaki pria yang akrab disapa Fendi menempuh jarak lebih dari 200 km ini, banyak mengalir bantuan dari masyarakat di sepanjang jalan dan kedatangannya disambut, bahkan dikawal orang puluhan anggota emergency.
Kepada Teras7.com pada Rabu, 6 Maret 2019 yang lalu, Fendi mengungkapkan keinginannya untuk berjalan kaki ini untuk meyakinkan hatinya hadir di Haul Guru Sekumpul.
“Tujuan saya jalan kaki ini bukan untuk viral atau apa, tapi saya ingin menyakinkan hati saya, saya berniat untuk hadir di Haul Guru Sekumpul. Juga tidak ada nazar khusus dan semacamnya, jadi tak menyangka akan viral di media sosial, padahal saya sudah coba untuk tidak diketahui orang,” jelasnya.
Keberangkatannya sendiri tak lepas dari kendala, diantaranya sempat mengalami kaki keram hingga melepuh, bahkan hujan deras akan tetapi tak menyurutkan langkahnya karena ia yakin setelah mendapatkan restu dari Ibunya.
“Beberapa hari sebelum berangkat, ibu dan tante saya melihat pengumuman soal pelaksanaan Haul Guru Sekumpul. Saat mereka membicarakannya, saya menyampaikan ingin hadir dengan jalan kaki. Ibu menyetujui dan disuruhlah saya berangkat pada Jumat pagi tanggal 1 Maret. Saya sendiri sempat menelpon ibu ketika sudah sampai di Kapuas, Kalteng. Ibu saya tidak sama sekali khawatir dengan apa yang saya lakukan,” ceritanya.
Kini menjelang Haul Guru Sekumpul ke 15 pada tahun 2020, tercatat ada beberapa orang yang berasal dari berbagai daerah mengikuti jejak Fendi untuk berjalan kaki dan aksinya juga sempat menjadi viral di media sosial.
Aksi jalan kaki yang kembali terjadi jelang haul tahun ini pun mendapat tanggapan dari KH. Ahmad Tarhib bin KH. Abdussyukur atau akrab disapa Guru Tarhib.
https://www.youtube.com/watch?v=04RGyaMHmpY
Dalam video yang diupload oleh Channel Youtube Muhibbin Martapura pada Minggu (9/2), Pimpinan Ponpes Darussalam Takhassus Martapura ini meminta agar masyarakat tidak menyambut kedatangan pejalan kaki tersebut.
“Beberapa waktu ini kembali viral orang dari berbagai daerah berjalan kaki menuju Martapura di medsos. Kita jangan sambut, nanti orang tersebut senang dan jadi riya atau ujub. Ketika mendengar pun ucapkan astagfirullah, bukan alhamdulillah,” katanya.
Tak hanya mengkhawatirkan si pejalan kaki menjadi ujub dan riya atas aksinya jika mendapat sambutan masyarakat dan diviralkan, Guru Tarhib juga menekankan haramnya bernazar jika menyakiti diri sendiri.
“Haram hukumnya jika bernazar dan nazar tersebut menyakiti diri sendiri. Kalau ada mobil atau taksi, untuk apa berjalan kaki, kalau tak ada uang atau taksi, silahkan saja berjalan kaki,” terangnya.
Guru Tarhib menceritakan pada zaman Rasulullah SAW ada orang tua yang bernazar untuk berjalan kaki menuju kota Mekkah dengan dipapah kedua anaknya.
“Rasulullah kemudian menyampaikan bahwa Allah itu Maha Kaya, tak perlu orang bernazar seperti itu dan Allah akan cuek dengan perbuatannya. Allah tak menghendaki hambanya susah kalau bisa mudah. Karena itu diperintahkanlah orang tua tersebut untuk menggunakan kendaraan dan tidak bernazar dengan menyakiti diri sendiri,” kisahnya.
Guru Tarhib meminta agar orang-orang yang berjalan kaki tersebut membatalkan nazarnya dan menuju Sekumpul menggunakan kendaraan.
“Kita sekedar menyampaikan saja dan memang harus dilakukan karena bagian dari Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Kalau tak patuh, tak apa-apa karena hal tersebut sudah dilarang Rasulullah. kita jangan menyambut, minta berfoto bersama apalagi memviralkan. Bukan begitu caranya cinta pada Guru Sekumpul, kalau apa yang disampaikan Rasulullah pun ditentang, Allah tak akan ridho, Rasulullah pun tak akan ridho,” jelasnya.