TERAS7.COM – Wacana pemindahan ibukota Kabupaten Barito Kuala (Batola) dari Kecamatan Marabahan ke Kecamatan Alalak mendapat tanggapan dari anggota DPRD setempat, Syarif Faisal.
Dengan tegas, anggota DPRD Batola dari fraksi Partai Golkar ini pun menolak wacana yang diusulkan oleh Anggota DPR RI M Rifqinizamy Karsayuda.
“Saya tak melihat urgensinya apa. Marabahan tidak berada di daerah bencana yang rawan. Infrastruktur pemerintahan di sini juga sudah representatif,” ujar Syarif.
Ia juga menambahkan, wacana pemindahan ibukota kabupaten dari Marabahan ke Alalak ini menjadi heboh karena wacana ini dilontarkan oleh “orang luar” dari kabupaten yang berjuluk Bumi Ije Jela ini.
“Coba saja wacana ini dilemparkan ke kabupaten lain, tentu tokoh-tokoh masyarakat yang memahami sejarah pembentukan daerah itu akan bereaksi. Apalagi kalau yang mengucapkannya bukan seorang putra daerah. Jadi bisa dimaklumi kenapa kami bereaksi dengan serius,” terang Syarif.
Ia juga merasa seolah ada tren pemindahan ibukota di Indonesia. Dari Jakarta ke Nusantara, lalu dari Banjarmasin ke Banjarbaru. Sekarang, hendak di-copas ke daerah lain. Karena itu, harapnya, warga Batola tak terbuai oleh tren ini.
Lebih lanjut Syarif menegaskan, pihaknya, Dewan dan pemkab telah merumuskan rencana tata ruang yang jelas untuk pembangunan Batola ke depan.
“Kami yang paling mengetahui kondisi 17 kecamatan ini,” pungkasnya.