TERAS7.COM – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) bekerjasama dengan Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Asahan melaksanakan koordinasi dan konsolidasi percepatan penurunan stunting tingkat Kabupaten Asahan tahun 2022 di aula Hotel Marina Kisaran, Kabupaten Asahan, Rabu (19/10/2022).
Kegiatan ini dilaksanakan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan konvergensi masing-masing instansi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Asahan.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris BKKBN Provinsi Sumut Yusrizal Batubara dalam sambutannya.
Ia juga berharap, agar pada akhir tahun 2022 ini, Kabupaten Asahan dapat mempersiapkan laporan semester II pada percepatan penurunan stunting di Kabupaten Asahan.
Menurutnya, Kabupaten Asahan telah melakukan aksi kepada masyarakat Kabupaten Asahan dalam percepatan penurunan stunting.
“Kita tinggal menunggu hasil dari Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022. Kita berharap, angka pravelensi stunting di Kabupaten Asahan dapat menurun dari 18,9 % dapat turun menjadi 15,5 % di tahun 2022 ini,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan Muhilli Lubis menyampaikan, diketahui bersama, stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan kembang pada anak akibat kekurangan asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.
Ia juga menjelaskan, dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik serta gangguan metabolisme.
Sedangkan, dampak jangka panjangnya adalah menurunnya kemampuan perkembangan kognitif otak anak, kesulitan belajar, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit serta berisiko tinggi munculnya penyakit metabolik.
“Bahkan, ketika dewasa nanti akan memiliki tubuh pendek, tingkat produktivitas yang rendah serta tidak memiliki daya saing di dalam dunia kerja. Stunting juga merupakan ancaman utama dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas, khususnya di Kabupaten Asahan,” ungkapnya.
Menurutnya, peran pendamping keluarga berisiko stunting dalam mengawal percepatan penurunan stunting amatlah besar.
“Maka diperlukan sumber daya pendampingan yang berkualitas. Disini diperlukan peran kita bersama baik para OPD, para Camat se-Kabupaten Asahan, dan instansi terkait untuk dapat mendukung program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Asahan,” ucapnya.
Terakhir, ia berharap, dengan dilaksanakannya konsolidasi dan koordinasi percepatan penurunan stunting ini dapat mendukung visi misi Pemkab Asahan.