TERAS7.COM – Jajaran Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Pemkab Batola) menggelar Rapat Pembahasan Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2020. Kegiatan yang berlangsung di Aula Selidah Kantor Bupati Batola ini dibuka Bupati Hj Noormiliyani AS, Senin (04/02).
Rapat ini juga dihadiri Wakil Bupati H Rahmadian Noor, Pejabat Sekda H Abdul Manaf, para anggota DPRD, pejabat eselon II, III, para camat, dan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan para pimpinan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Bupati Hj Noormiliyani AS menyatakan, sangat menyambut baik Rapat Pembahasan Rancangan awal RKPD Tahun 2020 sebagai bagian dari pelaksanaan proses penyusunan RKPD sesai amanat Permendagri No 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda tentang RPJPD dan RPJMD serta Tata Cara Perubahan RPJPD dan RPJMD dan Renja Pemda.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel itu menyampaikan beberapa hal terkait penyusunan rancangan awal RKPD Batola Tahun 2020.
Sebagaimana Visi Pemkab Batola 2017-2022 Batola Setara, sebutnya, memiliki beberapa arti di antaranya setiap jengkal tanah maupun warga mendapat perlakuan serta hak yang sama. Selain itu Setara juga bisa diartikan semangat untuk sejajar dengan kabupaten lain maka terdapat dua hal yang menjadi penekanan yakni membangun desa dan meneta kota.
Terkait Membangun Desa, dari 195 desa di Batola terdapat 39 desa yang masih kategori tertinggal (sesuai data statistik), Noormiliyani menargetkan sampai tahun 2022 semuanya sudah tak lagi tertinggal.
Sebagai upaya keluar dari desa tertinggal, sebutnya, tahun 2018 telah dilaksanakan perlakuan khusus bagi Desa Kuala Lupak Kecamatan Tabunganen. Sedangkan pada tahun 2019 akan dilaksanakan sembilan desa di beberapa kecamatan dan sisanya dilaksanakan secara bertahap sampai tahun 2022.
Sementara terkait dengan Menata Kota, bupati perempuan pertama di Kalsel ini berharap adanya perencanaan yang holistik dan teritegrasi karena selama ini perencanaan yang dibuat dinilai masih parsial dan tidak terintegrasi.
“Untuk jangka pendek saya minta semua pihak terkait memprioritaskan penataan kota pada titik-titik yang masih terlihat tidak enak dipandang mata. Menata kota di sini bukan hanya membangun taman-taman tapi juga sudah harus terintegrasi dengan kota layak anak dan fasilitas pejalan kaki seperti trotoar dan penataan-penataan kawasan kota lainnya,” katanya.
Dalam kesempatan rapat ini, Noormiliyani juga minta jajaran Pemkab Batola agar lebih memperhatikan pelayanan masyarakat dengan hadir di setiap lini kehidupan masyarakat serta siap memberikan pelayanan.
Mengingat, lanjut isteri mantan Bupati Batola H Hasanuddin Murad itu, berdasarkan hasil penilaian Ombudsman tahun 2018 Batola masih termasuk salah satu dari enam kabupaten di Kalsel yang belum memenuhi standar pelayanan publik.
Noormiliyani juga minta setiap SKPD membuat perencanaan anggaran berbasis kinerja yakni Money Follow Program bukan Money Follow Function dimana setiap biaya yang dikeluarkan harus memberikan kontribusi terhadap pencapaian kinerja sehingga anggaran yang terbatas bisa efisien dan bermanfaat.
“Ke depan kami mengharapkan setiap pimpinan SKPD dapat melakukan pemaparan atas rencana kerja tahun 2020 di hadapan kami dalam rangka menumbuhkembangkan kesepahaman untuk terciptanya soliditas pencapaian sasaran pembangunan,” pintanya.